Bab 30
"Bisakah kamu nggak mempersulit Kenzo? Anggap saja aku berutang padamu."
Di dalam ruangan itu sangat sunyi. Saking sunyinya, suara jarum jatuh pun bisa terdengar. Napasku menjadi terengah-engah selama beberapa saat. Aku tahu Chelan mungkin akan sedih, tetapi aku lebih berharap Kenzo baik-baik saja.
Di dalam kegelapan, aku tidak bisa melihat ekspresinya, tetapi aku bisa merasakan rasa sakitnya. Dia dengan susah payah mengeluarkan suara.
"Oke."
"Terima kasih."
Aku berterima kasih kepadanya dengan tulus.
"Jangan berterima kasih kepadaku."
Aku terdiam.
Kami saling menatap.
"Tidurlah."
"Aku takut kalau aku bangun kamu sudah nggak ada."
Getaran suaranya jelas-jelas menunjukkan ketakutannya.
"Nggak akan." Hatiku bergetar sedikit, lalu aku berbalik membelakangi Chelan.
Aku meringkuk di bawah selimut. Tidak akan terjadi apa-apa pada Kenzo, aku pun merasa lega.
Saat Chelan keluar dari rumah sakit, aku yang menjemputnya.
Dia dengan sedih mengikutiku.
Aku menoleh dan melihat tatapannya terus tertu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda