Bab 19
Kenzo melepas kacamatanya, lalu menyekanya dengan hati-hati. Ini adalah tindakannya untuk meredam emosi.
Beberapa saat kemudian, aura suramnya langsung surut menjadi lembut dan elegan. Dia mengangkat tangannya kepada pelayan dengan maksud membayar tagihan.
Di jalan.
Aku berteriak dengan marah, "Chelan! Kamu mau apa sih sebenarnya?"
Chelan bersikap patuh di bawah kendaliku. Dia menatapku dengan tenang tanpa penyesalan sedikit pun.
"Kamu itu milikku."
Dasar gila!
Aku mengernyit sambil berkata, "Bisa nggak kamu berhenti mengganggu hidupku?"
"Nggak bisa."
Chelan menjawabnya dengan lantang.
"Tenangkanlah dirimu, aku akan menunggumu. Waktu itu, aku yang salah. Aku akan buktikan kalau aku sudah benar-benar berubah. Aku akan menebus kesalahanku. Tapi Wilona, jangan tinggalkan aku."
Aku berkata dengan tegas, "Tapi, aku nggak mencintaimu lagi. Kamu nggak bisa egois seperti ini, kamu harus melepaskanku."
Sepertinya Chelan merasa sakit hati karena perkataanku. Tatapannya dipenuhi dengan kesedihan.
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda