Bab 50
Karla tersadar dari lamunannya, lalu tersenyum penuh arti, "Barusan kamu bilang, kamu mau beli sulaman karya Sinta untuk ikut Turnamen Seni Sulam Desember?"
"Benar! Dan Bu Sinta sudah menunjukkan niat untuk menyetujui," balas Darel dengan penuh percaya diri. Tentu saja, dia tidak akan mengaku bahwa Sinta sebenarnya sama sekali belum membalas pesannya.
Karla hampir tertawa. Di matanya, Darel tidak lebih dari badut besar yang sok penting.
Niat menyetujui?
Kapan dia pernah menyetujui?
Kebiasaan Darel yang suka membesar-besarkan kenyataan seperti ini, kenapa dia dulu tidak pernah menyadarinya?
Belum sempat dia menjawab, sebuah tangan tiba-tiba muncul dan menarik Karla menjauh dari Darel.
Lalu, dengan gerakan cekatan, Pak Jakson muncul sambil memegang botol semprotan alkohol. Dia tanpa ragu menyemprot Karla dari ujung kepala hingga ujung kaki!
Daniel tanpa memberi satu pun tatapan pada Darel, berkata dengan datar, "Disinfeksi saja. Di negeri asing, jangan sampai tertular penyakit."
Setelah
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda