Bab 23 Berbohong Itu Licik, Meremehkan Jauh Lebih Buruk
Sudah tengah malam saat urusan keduanya selesai hingga mandi.
Setelah berbaring di tempat tidur, tenaga Renata benar-benar habis. Kantuknya terasa berat, bahkan nyaris tidak bisa membuka mata.
Kulit seputih porselen miliknya agak tersingkap, menampilkan bercak kemerahan yang membekas di atasnya.
Ranjang sampingnya berdecit ketika Calvin duduk di tepi. Rambut cokelat karamel miliknya sudah setengah kering, dibarengi sejumlah helai rambut agak menutupi dahi dan matanya yang dalam.
Renata bisa merasakan kelembutan yang Calvin pancarkan.
Calvin menurunkan tatapannya pada Renata yang terbaring setengah terpejam di sebelahnya, bahkan Calvin bisa mencium wangi rambut wanita itu.
"Belum tidur?" tanya Calvin dengan suara pelan. Lantas, dia menggoda, "Mau lagi?"
Renata menghadap ke arahnya, lalu menggeleng pelan. Mata miliknya berkilauan di bawah cahaya lampu. "Calvin, kamu benar-benar tampan, ya."
Saking jarangnya mendengar pujian seperti itu, Calvin sangat senang ketika mendengarnya.
Calvin te
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda