Bab 412
"Dulu pernah sekali aku dengar teman sekelas menggosipkan Quincy dan aku sempat ribut besar sama mereka. Aku betulan tulus bersikap baik ke dia ... nggak seperti yang dia bilang, seolah aku mau terlihat menonjol ... " Anita menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Bahunya bergetar pelan karena menangis.
Valencia tidak tahu harus menghibur seperti apa. Dia hanya menepuk-nepuk punggung perempuan itu dengan lembut.
"Mungkin memang aku yang salah," lanjut Anita sambil terisak. "Quincy memang sensitif dan kurang percaya diri. Seharusnya aku memikirkan harga dirinya juga ... "
Valencia menghela napas. "Lain kali, hati-hati kalau mau berteman ... "
Tangis Anita mereda sedikit. Namun, ketika sampai di depan rumah, matanya masih merah dan sembap.
Eden menghentikan mobil di depan gerbang.
Anita mengusap air matanya. "Terima kasih, Valencia. Aku nggak tahu bagaimana harus membalas kebaikanmu. Kalau suatu saat kamu butuh bantuanku, jangan sungkan."
Valencia mengangguk. "Oke. Aku pasti nggak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda