Bab 109
Gadis yang tertidur itu mencibirkan bibirnya, bersenandung, dan meraih lengan baju Lorenzo.
"Sudah bangun?" Lorenzo mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, menopangkan kedua tangannya di kedua sisi tubuh Valencia, dan menatapnya.
"Mi ... " Mata Valencia masih tertutup. Dia menggerakkan bibirnya dan membisikkan sebuah kata, "Mi ... "
"Mi?" Lorenzo menyipitkan matanya sedikit, pupil matanya yang dalam sehitam tinta, dan ada cahaya dingin di matanya.
Siapa?
Miguel?
Sudah mabuk masih memanggil Miguel?
Saat mabuk, Valencia bisa berkata sembarangan bahwa dirinya tidak mampu dalam hal itu, tetapi berani-beraninya masih menyebut nama Miguel?
Benar juga, Lorenzo hampir lupa alasan awalnya pergi ke bar!
Awalnya, dia ingin mencari gadis ini untuk menyelesaikan masalah.
Valencia bahkan belum pernah mencobanya, bagaimana bisa tahu kalau Lorenzo tidak mampu?
Lorenzo mengerutkan kening dan merasakan hawa dingin di hatinya.
Sungguh tidak punya hati nurani.
Dia berdiri tegak, tatapannya jatuh pada Val

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda