Bab 108
Jakunnya berguling, suaranya menjadi serak, dan dia pun berkompromi.
"Cium, cuma cium."
Detik berikutnya, sentuhan hangat dan lembut jatuh di wajah Lorenzo.
Wajah pria yang rupawan dan cantik dihiasi bekas lipstik merah, menambah kesan kecantikan yang berantakan.
Langkah kaki Lorenzo tiba-tiba terhenti, pupil matanya sedikit mengecil, dan detak jantungnya bertambah cepat, seolah-olah hendak melompat keluar dari dadanya.
Kulit tempat gadis itu menciumnya terasa mati rasa. Sensasi seperti sengatan listrik menyebar ke seluruh anggota tubuhnya.
Karena terlalu dekat, aroma alkohol dari gadis itu bercampur dengan wangi tubuhnya yang manis langsung masuk ke hidungnya.
Lorenzo merasa kesulitan bernapas.
Napasnya terengah-engah, matanya dipenuhi emosi, dan bahkan suaranya serak, "Valen ... "
Valencia sangat mabuk sampai pikirannya tidak jernih, tidak sadar betapa sikapnya ini begitu menggoda. Lorenzo adalah seorang pria muda dengan darah panas, bagaimana mungkin dia sanggup menahan godaan semac

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda