Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 6 Sepatuku Kotor, Suruh Ivana yang Cuci!

Pria itu menyadari tatapan Ivana, lalu menoleh menatapnya. Ivana langsung merasa seperti berhadapan dengan sepasang mata dalam yang sedingin es. Ivana pun segera tersadar bahwa menatap orang lain seperti itu tidak sopan, jadi dia buru-buru mengalihkan pandangannya. Pria itu juga segera menarik kembali tatapannya. "Selagi kalian masih muda, cepatlah punya anak lagi." Suara pria itu terdengar berkata pada ponsel yang dipegangnya. Ivana yang mendengarkan suara itu dari dalam mobil, tanpa sadar menoleh. Kenapa .... Ivana merasa pernah melihat pria itu sebelumnya. Terasa sangat tidak asing. Selain itu, entah kenapa Ivana merasa pria itu sangat penting baginya! Hanya saja, kenapa Ivana tidak bisa mengingatnya? Ivana tanpa sadar menoleh sekali lagi, memandang pria itu. Dengan kelima indranya yang tajam, Ivana tetap bisa melihat wajah pria itu dengan jelas meski jaraknya cukup jauh .... Ivana menatap wajah itu dengan cermat, tetapi tetap saja tidak bisa mengingat apa-apa. Sampai mobil itu pergi, barulah Ivana kembali tersadar. Siapa sebenarnya dia? Apakah ini hanya perasaannya saja, atau memang mereka pernah saling mengenal? Sepanjang perjalanan, Ivana terus memikirkannya, tetapi tetap tidak bisa mengingatnya. Ini wajar. Sudah tiga ratus tahun berlalu. Meskipun mereka pernah saling mengenal, mungkin Ivana sudah melupakannya! ... Barulah ketika hampir sampai rumah, Ivana teringat akan satu hal yang sangat penting. Yaitu kalung jimat pemberian neneknya yang dulu diambil oleh Olivia. Dia lupa memintanya kembali! Waktu itu di dalam mobil, entah bagaimana kalung itu keluar dari kerah bajunya. Olivia yang melihatnya, langsung mengulurkan tangan sambil berkata, "Hei, apa itu? Coba tunjukkan padaku." "Ini kalung jimat dari nenekku," jawab Ivana. Ivana tidak ingin memberikannya karena itu adalah pemberian neneknya. Dia tidak akan membiarkan benda ini sembarangan disentuh orang lain. Namun, Lucy yang duduk di samping langsung menjadi tidak senang. "Itu hanya kalung saja, 'kan? Apa salahnya kalau Olivia ingin melihatnya? Nanti juga akan dikembalikan padamu, 'kan? Sudah berapa kali aku katakan, kamu harus membuang kebiasaan pelitmu itu!" Ivana tidak ingin membuat Lucy marah, jadi dia menyerahkan kalung itu pada Olivia. Kemudian, Olivia langsung memakainya di leher, tidak mengembalikannya untuk waktu yang lama .... Ivana ingin memintanya kembali, tetapi terlalu malu untuk mengatakannya. Dalam hati Ivana berpikir, mungkin setelah dipakai sebentar, kalung itu akan dikembalikan. Waktu itu, Ivana selalu berusaha menyenangkan Keluarga Jarvis, selalu takut membuat mereka kesal. Sekarang kalau dipikir kembali, itu sungguh bodoh. Tak lama setelah itu, kecelakaan pun terjadi .... Kalung itu menjadi sesuatu yang Ivana pikirkan selama tiga ratus tahun! Setiap kali teringat, rasanya seperti ada duri yang menusuk tenggorokan! Lain kali kalau bertemu dengan Olivia lagi, Ivana harus meminta kalung itu kembali! Ivana mengingatkan dirinya sendiri dalam hati. ... Setelah selesai melakukan akupunktur untuk neneknya, Ivana kembali ke kamarnya. Dia memutuskan untuk merapikan ruangan itu. Meskipun neneknya sudah membersihkannya dengan sangat rapi dan bersih, Ivana sendiri sudah lupa letak barang-barangnya setelah sekian lama. Saat hendak keluar rumah tadi, Ivana sampai harus memakai penglihatan spiritual hanya untuk mencari sehelai pakaian saja. Lagi pula, barang mana yang bisa digunakan dan mana yang tidak, juga harus Ivana susun ulang dengan baik. Kamar itu kecil, barangnya juga tidak banyak. Ivana yang memiliki kemampuan khusus bisa membereskan semuanya dengan cepat. "Eh? Apa ini?" Ivana mengangkat sebuah boneka batu alam dengan tatapan heran, lalu berkedip beberapa kali. Dilihat dari situasinya, seharusnya Ivana tidak mungkin memiliki barang semewah ini. Ivana menatap boneka batu alam di tangannya dengan cermat. Alisnya tebal dan matanya tajam, ekspresinya serius, hanya saja ukirannya agak kasar .... Siapa yang begitu boros, memakai batu alam putih dengan kualitas terbaik hanya untuk latihan mengukir? Tentu saja, yang disebut kualitas terbaik oleh Ivana itu hanya berlaku di dunia ini. Jika dibandingkan dengan batu alam berkualitas dari dunia kultivasi, boneka ini jelas tidak ada apa-apanya. Namun, bukan itu intinya. Yang menjadi pertanyaannya, kenapa di lemarinya bisa ada boneka batu alam semahal ini? Apakah Nenek yang menaruhnya? Nanti setelah neneknya bangun, Ivana harus menanyakannya. Saat hendak menaruh boneka batu alam itu ke dalam kotak, kilatan di mata Ivana sedikit berubah. Kenapa wajah boneka batu alam ini terasa begitu tidak asing? Ivana memiringkan kepalanya .... Apa karena Ivana baru kembali ke dunia ini? Kenapa semua terasa tidak asing, tetapi tidak ada yang bisa diingatnya? ... Kota Locus, kediaman Keluarga Jarvis. Saat Lucy dan ketiga anaknya kembali ke rumah, mereka melihat bahawa Tommy dan Briar sudah berada di rumah. Lucy berbicara dengan nada yang sedikit antusias, "Sayang, apa kamu tahu siapa yang kami temui di Kota Lindi tadi?" Alasan Lucy begitu bersemangat adalah karena sebelumnya, bukan hanya polisi yang memperlakukannya seperti tersangka pembunuhan. Bahkan suaminya pun menunjukkan banyak ketidakpuasan serta keluhan terhadapnya. Para putranya pun juga mulai menyalahkannya. Bagaimanapun juga, Lucy sendiri yang sudah menutup pintu mobil. Semua kekacauan ini karena dirinya! Sekarang Ivana ternyata masih hidup. Akhirnya, dia bisa membersihkan namanya! "Siapa?" tanya Tommy sambil tetap menatap koran di tangannya. Ekspresinya tampak dingin, tidak tertarik. "Kami bertemu Ivana." Lucy mengucapkan kata demi kata dengan jelas. Tangan Tommy yang memegang koran langsung terhenti. Dia dengan cepat menoleh menatap Lucy, lalu melangkah cepat ke arahnya. "Siapa? Ivana? Kalian melihat Ivana?" Tommy takut dirinya salah dengar. "Ya, Sayang ...." Lucy pun menjelaskan seluruh kejadian tadi dengan rinci. "Lalu, aku dan Finley mengejarnya. Tapi dia sepertinya sangat membenci kami, nggak mau ikut pulang," tambah Kevin. "Dia pasti mengira aku melakukannya dengan sengaja!" Lucy memasang ekspresi sedih. "Kenapa dia bisa berpikiran seperti itu? Bagaimanapun juga, aku adalah ibu kandungnya ...." "Kalian sudah pulang?" Suara langkah kaki yang tergesa-gesa bisa terdengar. Putra bungsu Keluarga Jarvis, Paul Jarvis, tampak berlari turun dari lantai atas. Lucy langsung menghentikan ucapannya tadi. Karena usia Paul yang masih muda, sifatnya sangat polos. Keluarga Jarvis tidak pernah memberitahunya identitas asli Ivana dan Olivia. Mereka khawatir Paul tidak akan bisa menutup mulutnya. Jadi, dia adalah satu-satunya orang yang tidak tahu tentang kebenarannya. Mata Kevin berkilat ketika dia memikirkan kata-kata ibunya. Dia sudah bertanya pada Finley tentang percakapannya dengan Ivana. Jadi, dia tahu bahwa Ivana merasa mereka punya waktu untuk menemani Olivia menandatangani kontrak, seolah-olah tidak bersedih sedikit pun. Kevin sudah merenungkan semuanya. Mungkin selama ini sikap mereka memang terlihat terlalu tenang, seperti tidak terjadi apa-apa. Mungkin kesalahpahaman ini bukan terjadi dalam sehari. Entah sudah berapa kali sikap mereka yang serupa membuat Ivana berpikir bahwa mereka memang sengaja ingin membunuhnya! "Oh ya, ke mana perginya Ivana? Sudah dua hari ini dia nggak kelihatan! Aku ingin makan masakan buatannya." Paul berjalan menuruni tangga sambil bertanya dengan santai. Ekspresi semua anggota Keluarga Jarvis langsung menegang. "Ivana ada urusan, jadi dia pulang ke rumahnya dulu," jawab Kevin. "Cepat telepon dia, suruh dia kembali! Sepatu kesayanganku yang sangat mahal itu kotor, hanya dia yang bisa membersihkannya dengan sangat teliti! Aku hanya bisa tenang kalau menyerahkan urusan menyuci baju dan menyikat sepatu padanya!" ujar Paul dengan nada santai.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.