Bab 478 Janji Ayah dan Anak
Di ruang farmasi, Alice dan Damian saling berpelukan dan menangis.
Sementara itu, di luar ruang farmasi, Pak Aji berdiri menemani Oliver. Keduanya hanya bisa mendengar isak tangis dari dalam tanpa mampu berbuat apa-apa.
Oliver tidak ingin keluarga anaknya hancur begitu saja, tetapi dia juga memahami ketakutan Alice.
Soal Damian, Oliver menyayangi putranya itu dan percaya bahwa Damian sangat setia kepada istrinya. Namun, hati dan perasaan manusia adalah sesuatu yang mudah berubah.
Menginginkan segalanya bisa tetap seperti sedia kala adalah hal yang mustahil.
"Pak Aji, ayo. Kita harus mengurus aset Damian."
Oliver menghela napas panjang. Dalam waktu sesingkat ini, sosoknya terlihat jauh lebih tua.
Tanpa menyahut, Pak Aji menyeka air matanya dan memapah Oliver.
"Telepon Leonard, suruh dia bicara baik-baik dulu dengan ayahnya sebelum bekerja."
"Ya, Tuan Oliver."
Oliver kembali ke penginapan untuk beristirahat. Tidak ada yang lebih memahami seorang anak selain ayahnya sendiri. Saat mendenga

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda