Bab 475 Damian Muntah Darah
Mendengar perkataan Oliver, Felicia menghela napas sebelum akhirnya menjawab dengan tenang, "Kakek Oliver, aku bukan Bibi Alice. Aku nggak pernah merasakan sakitnya racun kutukan atau menghabiskan hari-hari bersama Paman Damian. Jadi, aku cuma bisa bilang kalau aku menghormati keinginan Bibi Alice."
"Kakek Oliver, Bibi Alice adalah pasienku. Sebelum menerimanya, aku nggak tahu kalau dia ibu Leonard. Tugasku adalah mengobati dan menolong pasien. Aku nggak ikut campur dalam urusan pribadi."
"Kamu cukup tenang." Oliver tersenyum getir. "Kamu sama sekali nggak mau melibatkan dirimu."
Felicia tersenyum tipis dan menjawab dengan tenang, "Apa Kakek Oliver mau mengatakan kalau aku dingin dan egois?"
"Feli, bukan itu maksud Kakek Oliver. Jangan terlalu sensitif."
Felicia mengangguk. "Ya, Kakek Oliver."
"Alice, kamu belum ketemu sama Damian. Temui dia dulu, bicaralah dengannya. Bagaimana?"
"Kalau setelah kalian bicara kamu tetap ingin bercerai, Ayah akan menghormati keputusanmu."
Menjelang akhir

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda