Bab 202 Jika Baik Padanya, Kenapa Harus Bohong?
Steven memandang Felicia yang tiba-tiba tersenyum nakal. Senyum seperti itu adalah sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dia tertegun sesaat, merasa bahwa sisi Felicia yang seperti ini terlihat manis sekaligus menggemaskan.
"Baiklah!" jawab Steven, bibirnya melengkung membentuk senyuman. "Kapan kita berangkat?"
"Nanti malam jam sembilan," jawab Felicia santai.
"Setelah membuat Bu Esther marah, kita harus segera kembali," lanjutnya.
Felicia harus menyelesaikan sesi akupunktur untuk Kakek Oliver sebelum pergi, dan keesokan paginya dia juga harus kembali untuk melanjutkan pengobatan.
Selama penyakit Kakek Oliver belum sembuh, waktunya sepenuhnya diatur oleh jadwal pengobatan.
"Kalau begitu, bukankah waktunya terlalu sempit?" tanya Steven, mengerutkan kening sambil menghitung jadwal dalam pikirannya. Pergi ke Kota Aldeas setelah jam sembilan, lalu kembali lagi di malam yang sama? Jadwal itu terasa terlalu ketat.
Dia khawatir Felicia tidak akan mendapatkan cukup istirahat, dan itu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda