Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 12 Orang yang Meminta Pengobatan dari Keluarga Osbert di Kota Eldorado

Leonard memegang ponselnya, lalu mengirim pesan lagi kepada Felicia. "Nona Felicia, kali ini aku akan menganggap ini sebagai kejadian yang nggak disengaja. Kalau ini terjadi lagi, aku nggak akan segan-segan." Setelah pesan itu terkirim, tiba-tiba muncul animasi Peppa Pig di layar ponselnya yang memegang megafon sambil berteriak, "Halo semua, aku Peppa Pig. Ini adikku, George, dan kamu adalah orang gila! Orang gila, orang gila! Kamu adalah orang gila! Nye, nye, nye!" Leonard terkejut! Apa-apaan ini? "Ricky, jaga kakek dengan baik. Tambahkan pengawal untuk memastikan wanita bernama Felicia itu nggak mendekatinya." Leonard berkata dengan nada tegas sambil menekan layar ponselnya. Namun, animasi Peppa Pig itu tidak bisa ditutup dan terus menjulurkan lidahnya kepadanya sambil berteriak kalau dia adalah orang gila. Ricky menjawab dengan hati-hati dan hormat, "Baik, Pak Leonard." Wajah Leonard sangat muram. Dia menghabiskan waktu yang lama untuk mencoba menghilangkan animasi Peppa Pig itu, tetapi tidak berhasil. Akhirnya, Peppa Pig itu menghilang dengan sendirinya. Leonard merasa kesal. Dia mengambil laptopnya, menghubungkannya dengan ponselnya, lalu mulai mengetik di keyboard dengan cepat. Dia sadar kalau seseorang telah memasukkan virus ke ponselnya, jadi dia harus membalas serangan itu! Leonard sedang melakukan serangan balik, sementara di sisi lain, Connie mulai kewalahan. Dia menyadari kalau ponsel Felicia sedang diserang balik oleh orang itu. Dia segera menghampiri Felicia dengan cemas. "Guru, orang itu sedang menyerang balik." Felicia melirik ponselnya, mengambilnya dengan santai, dan mulai mengetik dengan cepat. Hanya dalam waktu singkat, dia menyerahkan kembali ponselnya kepada Connie. "Sudah selesai." "Baik, terima kasih, Guru." "Sekarang, ayo kita lihat pasien dari keluarga Osbert itu!" Dia dan Harry sebenarnya sudah menyusun rencana penanganan, tetapi sebelum finalisasi, dia harus memeriksa pasien secara langsung untuk memastikan semuanya. "Saya sudah mengatur mereka untuk menunggu di kamar VIP." "Oke." Kamar VIP Rumah Sakit Swafael dilengkapi dengan ruang operasi dan ruang perawatan. Di luar ruang perawatan, terdapat area hunian kecil. Area hunian itu memiliki tiga kamar tidur, satu ruang tamu, ditambah dapur dan ruang makan, serta kamar mandi dan toilet, semuanya lengkap. Selain pasien, bahkan seluruh keluarga pasien juga bisa tinggal di sini. Selain itu, pasien yang menjalani operasi bisa langsung pindah ke sini untuk pemulihan dengan nyaman. Namun, biasanya orang yang menginap di kamar VIP adalah orang-orang yang kaya dan berkuasa. Felicia menerima pasien tanpa memandang kekuasaan dan kekayaan. Dia hanya melihat kondisi penyakit dan karakter pasien. Kalau pasien adalah orang yang baik tetapi tidak mampu membayar pengobatan, setelah Connie memeriksa kebenarannya, dia akan tetap membantu. Sebaliknya, kalau pasien adalah orang yang sangat jahat, berapa pun uang yang mereka tawarkan, dia tidak akan membantu. Menurut Felicia, konsep hati nurani dokter dan kesetaraan di hadapan kehidupan tidak sepenuhnya berlaku. Menyelamatkan orang jahat yang kemudian menggunakan hidup mereka untuk menyakiti orang lain bukanlah kebaikan, melainkan bentuk lain dari kejahatan. Namun, orang jahat yang mengetahui mereka akan ditolak biasanya menyimpan dendam yang luar biasa. Mereka bahkan tidak segan-segan mencoba membunuh dokter yang menolak mereka tanpa peduli kalau dokter itu telah menyelamatkan banyak nyawa lainnya. Oleh karena itu, selama bertahun-tahun, Felicia selalu menyembunyikan identitas aslinya. Setiap kali menangani pasien, dia menggunakan penyamaran yang berbeda-beda. Terkadang, dia menyamar sebagai dokter pria paruh baya. Di waktu lain, dia menjadi dokter wanita yang tampak setengah baya atau dokter muda pria maupun wanita. Untuk kasus kali ini, dia memilih menyamar sebagai dokter wanita tua yang bersemangat dan energik. Felicia dan Harry keluar dari kantor, lalu keduanya pergi ke kamar VIP bersama. Di dalam kamar VIP, Leonard sedang duduk di dekat tempat tidur, sementara Oliver telah mengenakan pakaian pasien dan duduk di ranjang sambil menggerutu. Saat Felicia melihat Oliver, dia tertegun sejenak. Kemudian, dia berbalik dan bertanya kepada Connie, "Ini pasien dari keluarga Osbert di Kota Eldorado?" Connie mengangguk dan menjawab dengan suara pelan, "Ya, Guru." Sebelum Felicia menyamar, Connie memanggilnya Feli. Setelah menyamar, dia bisa dengan percaya diri memanggilnya guru. Felicia mengangguk sebagai tanda dia mengerti. Kalau begitu, pria yang duduk di samping Oliver pasti adalah Leonard. Penampilan Leonard yang asli ternyata jauh lebih tampan dibandingkan foto yang diberikan oleh Esther. Alis tegas, mata tajam, hidung mancung dengan lekukan sempurna, dan bibir tipis yang agak tegang tetapi memancarkan daya tarik sensual. Penampilannya memancarkan aura anggun, dingin, dan berwibawa. Felicia tiba-tiba teringat pesan anonim yang dia terima sebelumnya. Jangan-jangan pesan itu dikirim oleh Leonard? Namun, ini adalah pertama kalinya dia bertemu Leonard. Mereka bahkan belum pernah berbicara sebelumnya. Kenapa Leonard bisa sebegitu percaya dirinya mengira dia menyukainya? Felicia menggelengkan kepala. Dia merasa kalau pikirannya sendiri terlalu konyol. Saat Felicia, Harry, dan Connie memasuki ruangan, Leonard segera berdiri. Dia berjalan ke arah Harry dan mengulurkan tangannya. "Halo, Elim, saya adalah keluarga pasien yang mencari pengobatan kali ini." Harry tertegun sejenak, segera mengulurkan tangan, dan berjabat tangan dengan Leonard. "Halo." "Pasiennya adalah kakek saya." Leonard melangkah mundur satu langkah dan mulai mengamati Harry. Dia tidak menyangka kalau sosok Elim yang terkenal secara internasional ternyata adalah Dokter Kepala Rumah Sakit Swafael. Namun, setelah mengamati Harry, pandangannya segera tertuju pada wanita tua berambut putih yang tampak energik di belakang Harry. "Ini ... " "Beliau adalah guru saya." Harry memperkenalkan, "Guru saya adalah Elim." "Maafkan saya atas ketidaksopanan ini." Leonard segera menunjukkan sikap hormat kepada Felicia. Felicia tersenyum dan sedikit mengangguk sebagai salam. Namun, dia mencium aroma cendana samar dari tubuh Leonard. Felicia tidak menyukainya dan merasa itu seperti pengharum yang digunakan pembantu di rumah keluarga Lumington untuk mengharumkan toilet. "Pak Leonard, saya sarankan Anda mengganti parfum Anda." Felicia mundur beberapa langkah untuk menghindari Leonard. Leonard tertegun sejenak, lalu mencium lengan bajunya. Selain aroma cendana yang samar, tidak ada bau tidak sedap lainnya. "Guru Elim, saya nggak memakai parfum." "Mungkin tadi saat keluar menjemput seseorang, saya nggak sengaja terkena sesuatu. Saya akan segera ganti baju." Felicia tidak memberikan komentar lebih lanjut. Dia hanya berjalan mendekati Oliver dan bersiap melakukan pemeriksaan. "Pak Oliver, tolong ulurkan tangan Anda." Felicia sengaja mengubah suaranya menjadi agak serak dan parau. Tanpa berpikir panjang, Oliver langsung menjawab, "Dik, kita hampir seumuran, jangan panggil aku Pak Oliver, panggil saja kakak." "Aku punya seorang adik angkat dari keluarga Lumington. Umurnya kurang lebih sama denganmu. Gimana kalau kita juga jadi saudara angkat?" "Kakek." Leonard berkata dari samping, "Ini adalah dokter terkenal Elim yang akan mengobati Kakek." "Maaf, Guru Elim. Karena usianya yang sudah tua, kakek saya senang mengangkat saudara angkat. Tolong jangan dimasukkan ke hati." Felicia mengangguk. "Nggak apa-apa, Pak Oliver sangat menggemaskan." Leonard terdiam. Menggemaskan? Kakeknya yang saat memarahinya bisa seperti serigala buas mengaum ini dianggap menggemaskan oleh orang lain?

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.