Bab 49
Leonardi tidak mengerti kenapa Miranda ingin memfitnahnya.
Dia tahu dia tidak mendorong siapa pun.
Dia menoleh ke arah Gilbert, berharap ayahnya bisa membelanya. Tatapannya penuh permohonan, seperti ingin mengatakan, "Tolong percaya padaku."
Namun, Gilbert, yang tubuhnya masih basah kuyup, hanya memandangnya dengan dingin, tatapan yang lebih menusuk daripada air danau yang dingin.
"Leonardi," suara Gilbert rendah tapi tajam. Dia berkata, "Seorang lelaki sejati harus berani bertanggung jawab. Katakan dengan jujur, apakamu yang mendorongnya?"
Melihat ayahnya sendiri meragukannya, Leonardi merasa hatinya hancur. Air mata mengalir di pipinya saat dia menggeleng dengan panik. Dia berkata, "Aku nggak melakukannya. Aku benar-benar nggak."
Sophie segera melangkah maju, berdiri di depan Leonardi, seperti mencoba melindunginya. Dengan nada lembut tapi menusuk, dia berkata, "Gilbert, jangan salahkan Leonardi. Dia hanya anak kecil. Dia melihatmu begitu baik pada Kirana tadi, dia cemburu. Itu wajar
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda