Bab 39
Lima tahun yang lalu, restoran yang sering mereka kunjungi masih buka.
Hanya saja, sekarang sudah direnovasi, diperluas, dan ada pelayan. Dulu selalu dilayani langsung oleh pemiliknya.
Luki mencari tempat duduk di dekat jendela dan mengambil menu untuk melihat-lihat. "Ada yang nggak boleh dimakan?"
Sheila menggelengkan kepala.
Luki langsung memesan beberapa hidangan dan menyerahkan buku menu kepada pelayan.
Luki mengeluarkan kotak rokok, mengambil sebatang rokok dan menggigitnya. Dia mencoba mencari pemantik, tetapi tidak menemukannya.
Dia mengulurkan tangan ke arah Sheila. "Berikan aku korek api."
Sheila agak bingung. "Aku nggak punya korek."
"Punyaku, ada di saku mantel."
Sheila baru menyadari bahwa dia masih mengenakan mantel Luki.
Dia mengulurkan tangan, meraba-raba saku, dan mengeluarkan sebuah pemantik api hitam.
Dia menyerahkannya kepada Luki.
Luki mengambilnya, menyalakan pemantik, dan menyulutnya.
Dia menghirup sedikit, lalu mengembuskan asap putih.
Sheila memandangnya. Dia me

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda