Bab 32
Yansen menceritakan perihal kejadian tersebut. Sheila mendengar bahwa dia akan menemani Yansen untuk menghadiri sebuah acara lelang, dia pun agak ragu. "Ini tidak terlalu bagus. Kalau pacarmu tahu, dia akan salah paham."
Yansen tertegun. "Pacar? Siapa yang bilang aku punya pacar?"
Sheila secara refleks melihat ke arah Luki.
Yansen segera membusungkan dadanya dan dengan marah berkata, "Luki, kamu terus saja menyebar gosip tentangku. Sejak kapan aku punya pacar?"
Luki mengangkat pandangannya dan meliriknya dengan santai, lalu menjawab, "Kalau bukan pacar, lalu apa?"
Benar-benar orang ini.
Jika membunuh tidak melanggar hukum, dia sekarang ingin mencekik Luki.
Dia menoleh ke arah Sheila dan dengan senang berkata, "Nggak akan menjadi masalah. Jangan dengarkan omong kosong Luki. Kakak masih lajang."
Sheila menyunggingkan sudut bibirnya.
Dia sangat tidak percaya.
Yansen memandang Luki. "Apa kita masih bersaudara, jelaskan kepadaku!"
Luki mengangkat kepala. "Jelaskan tentang apa?"
Yansen tamp

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda