Bab 90
"Aku nggak tahu apa salahku di mata Nenek, sampai pertemuan pertama Nenek tega langsung menghinaku dan ibuku seperti ini," ucap Julia.
"Keluarga kami memang kurang baik, kami nggak sekaya kalian. Tapi aku masih punya harga diri. Kalau aku memang ada salah, Nenek bisa langsung katakan saja. Nggak perlu menghinaku seperti ini dengan kata-kata yang menusuk," lanjutnya.
Julia menunjukkan sikap yang terlihat elegan, bahkan matanya mulai memerah, seolah ada air mata yang akan jatuh tetapi dia menahannya. Kalau orang yang tidak tahu wajah aslinya, mereka pasti tertipu oleh aktingnya.
Sayangnya, dua puluh tahun yang lalu, Astrid sudah tahu seperti apa Paula sebenarnya. Hari ini, beberapa kata manis dari Julia nggak akan mengubah pandangannya.
"Mulutmu memang pintar berbicara, tapi jangan bermimpi untuk menipu cucuku dengan itu," ucap Astrid sambil mendengus dingin. Tatapannya tajam seolah bisa menembus hati orang.
Paula yang sejak tadi berdiri di samping hanya bisa diam, bahkan saat tatapan ta
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda