Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 9

Victoria tersadar kembali dan berkata sambil tersenyum paksa, "Ya, Pak Julian, apa ada properti yang bagus yang bisa kamu rekomendasikan? Sebaiknya yang nggak bisa diikutcampurin sama tanteku." Julian mengambil handuk dan mengusap air di wajahnya. "Aku dapat untung apa kalau membantumu?" "Apa Pak Julian nggak bisa nunjukkin sedikit belas kasihan demi hubungan kecil kita ini?" Victoria terlihat sangat mengharapkannya. Julian mengangkat alisnya. "Kita punya hubungan apa?" Victoria menggertakkan giginya. Benar-benar seorang kapitalis yang jahat. Dia hanya memikirkan keuntungan tanpa sedikit pun rasa kemanusiaan. Julian tidak menanggapinya lagi. Dia meminum minumannya dan kembali masuk ke kolam renang. Victoria berdiri di tepi kolam sejenak, lalu berjalan ke tepi kolam renang dengan tatapan yang tegas, menatap Julian di dalam kolam renang, dan mulai membuka kancing kemejanya. Setelah bunyi "byur", permukaan air membentuk busur sempurna. Victoria melompat ke dalam kolam renang dengan posisi menyelam yang sangat sempurna. Setelah melepas pakaian luarnya, kulitnya yang putih bersinar seperti mutiara dan tubuhnya yang ringan dan lincah segera berenang menuju Julian seperti seekor putri duyung. Saat dia melompat ke air, Julian langsung berhenti berenang. Begitu Victoria mendekat, Julian berhenti di tepi kolam, menunduk, lalu menatap Victoria dengan tatapan yang penuh arti. Kaki panjang Victoria sengaja melilitnya. "Setelah berpikir sejenak, aku rasa kita masih punya sedikit hubungan." Julian menahan kaki Victoria yang nakal. "Hubungan apa? Hubungan gelap?" Dia tampak dingin padanya. Kalau Victoria tidak merasakan perubahan tubuh pria ini, dia berniat untuk menyerah. Tanpa ragu, dia memeluk leher Julian dan menempelkan dirinya. Julian merasa tubuhnya kaku sejenak, pupil matanya tiba-tiba mengecil, dan tatapannya menjadi makin dalam. Detik berikutnya, Julian berbalik mengambil inisiatif. Julian setuju untuk membantu Victoria mencarikan rumah, tetapi akan membutuhkan sedikit waktu. Victoria juga memahaminya karena pria ini sangat sibuk. Bisa menyisihkan waktu untuk membantunya saja sudah merupakan pengorbanan terbesarnya. Beberapa hari kemudian, Victoria mengajak Julian makan sambil sekalian mengembalikan mantel itu padanya. Saat dia mengirimkan mantel itu untuk dicuci kering, dia baru tahu kalau mantel ini adalah pesanan khusus buatan tangan dari seorang desainer internasional yang terkenal dan harganya sangat mahal. Kali ini, Julian sangat sopan dan inisiatif. Dia bertanya kapan Victoria bisa datang dan mengirim seseorang untuk menjemputnya. Victoria bilang tidak perlu. Kebetulan dia sedang mengurus sesuatu di dekat Elliot. Setelah selesai, dia akan langsung pergi ke bawah gedung perusahaan Julian untuk menunggunya. Dia bersedia menunggu, jadi Julian tidak mengatakan apa-apa lagi. Pukul empat lebih sedikit, Victoria sudah sampai di bawah gedung Elliot. Dia tidak langsung masuk ke gedung perusahaan, tetapi mencari sebuah kafe di sekitar pusat perbelanjaan untuk menghabiskan waktu demi menghindari gosip. Begitu dia baru duduk sebentar, sebuah mobil balap yang mencolok berhenti di pinggir jalan. Saat melihat nomor pelat mobil itu, Victoria hampir secara refleks berdiri untuk pergi. Lucas membuka pintu mobil, melangkah cepat mendekati Victoria, dan menariknya dengan kasar. "Kamu mau lari ke mana lagi?" Victoria mengerutkan keningnya. "Sepertinya nggak ada yang perlu kita bicarakan lagi, 'kan?" "Kamu memblokirku, kamu memang hebat, ya, Victoria." Victoria berjuang dengan keras, tetapi perbedaan kekuatan antara pria dan wanita membuatnya tidak bisa melepaskan diri. Lucas bertanya dengan tegas, "Apa hubunganmu sama Julian? Katanya kamu tinggal bersamanya di luar sana, kamu tidur dengannya?" "Sepertinya ini nggak ada hubungannya denganmu?" Victoria membalas dengan tatapan tajam. "Si*lan! Kamu tidur dengannya, ya!" Teriakannya menarik perhatian orang-orang di sekitar kafe. Tiba-tiba, Victoria merasa lelah. "Lucas, kamu tuh kenapa, sih? Kamu yang selingkuh dan membuatnya hamil, tapi kenapa sekarang kamu mengacau kayak gini?" Kenapa? Ini membuat Lucas terdiam. Dia berkata dengan lemah, "Ibuku ingin bertemu denganmu." Saat mendengar tentang Margaret, Victoria tidak melawan lagi. Dulu, saat dia berpacaran dengan Lucas, ibunya Lucas memperlakukannya dengan baik. Terkadang, Victoria merasa kalau Margaret memperlakukannya lebih seperti keluarga daripada tantenya sendiri. "Dia sakit dan dirawat di rumah sakit. Begitu bangun, dia langsung bilang ingin bertemu denganmu." Victoria berdiri kaku di sana, seolah telah melalui perjuangan selama satu abad, lalu berkata, "Lepaskan aku, aku bisa jalan sendiri." Lucas melepaskannya dan Victoria naik ke kursi penumpang depan. Di Gedung Grup Elliot. Di kantor CEO di lantai 58, seorang pria melihat pemandangan di bawah melalui jendela besar dengan wajah dingin. "Julian, katanya kamu membawa gadis cantik dari keluarga Benedict ke Vila Atlanta. Kali ini kamu serius?" Julian menatap ke bawah dan mobil balap yang mencolok itu sudah menghilang dari pandangannya. Dia tertawa sinis, "Cuma buat menghilangkan rasa bosan. Dia lebih menarik kalau dibandingin sama cewek lain." "Nah, aku benar, 'kan! Soalnya Vila Atlanta itu, tempatmu sama Gabriella ... Sebagai sahabatmu, aku harap kamu melupakan Gabriella, tapi, aku sarankan sebaiknya kamu nggak terlibat sama Victoria. Dibandingkan dengan Gabriella, dia lebih buruk." Saat Victoria hendak mengirim pesan suara kepada Julian untuk memberitahunya kalau dia punya urusan mendadak dan tidak bisa datang, Julian sudah mengirim sebuah pesan duluan: "Aku lembur, jadi nggak bisa bertemu malam ini." Nada tanpa emosi seperti biasanya. Victoria merasa ini agak kebetulan, tetapi tidak meragukannya. Dia membalasnya, memintanya untuk bekerja dengan baik, dan dengan perhatian mengingatkannya untuk tidak lupa makan. Namun, Julian tidak membalasnya lagi. Lucas tidak melakukan trik apa pun, dia benar-benar mengemudi ke Rumah Sakit Pertama Kota Santigo. Victoria membeli beberapa buah di sekitar dan mengikuti Lucas ke ruang rawat inap. Begitu masuk ke ruangan, ibunya Lucas, Margaret Lionel, langsung meraih tangan Victoria. "Ria, Tante tahu kalau kamu sudah menderita ... " Victoria mengalihkan topik. "Tante kenapa?" Margaret memelototi Lucas di sampingnya. "Ini semua gara-gara kamu, Bocah Nakal! Tante marah sama dia sampai nggak bisa makan dan tidur, jadi Tante pingsan pagi ini." Lucas mengusap hidungnya dan merasa agak bersalah. "Tante harus menjaga kesehatan dengan baik." Victoria sengaja berpura-pura tidak mendengar nada sinis di balik kata-kata itu. "Kalau kalian nggak baik-baik saja, Tante juga nggak bisa tenang." Margaret berkata dengan penuh perhatian, "Ria, kali ini anak nakal ini benar-benar salah. Tante sudah menghukumnya, dan tentang wanita itu, Tante akan menyuruhnya menggugurkan kandungannya. Tanpa persetujuan Tante, orang lain nggak akan bisa jadi menantu keluarga Oliver." Menyuruh Myla menggugurkan kandungannya? Victoria menatap Lucas dengan terkejut, tetapi Lucas tampak tidak keberatan sama sekali. Victoria berkata, "Tante, mungkin Tante salah paham. Lucas yang mutusin aku duluan. Selain itu, dia dan Myla cocok satu sama lain, aku nggak akan mengganggu mereka." "Dia cuma marah sama kamu. Myla juga hamil karena Lucas waktu itu lagi mabuk ... Mereka nggak cocok satu sama lain, orang yang ada di hati Lucas itu masih kamu." Victoria tiba-tiba merasa pusing. Dia melirik Lucas. "Kamu nggak berniat bilang apa-apa?" "Apa yang ibuku bilang adalah apa yang ingin aku katakan. Kalau kamu mau memaafkanku, kita bisa langsung mengadakan pesta pernikahan." Begitu Lucas mengatakan itu, terdengar suara keras dari pintu kamar pasien. Myla berdiri di pintu dengan wajah pucat, sementara keranjang buah dan bunga terjatuh di dekat kakinya. Dia mengusap air matanya dan lari dengan kepala tertunduk. Wajah Lucas tampak pucat, tetapi akhirnya dia tidak mengejar Myla. Sekarang Victoria baru menyadarinya. Dia datang untuk menjenguk Margaret dan Myla juga datang. Tidak mungkin ada kebetulan seperti ini, 'kan? Margaret tidak setuju dengan Myla, tetapi tidak ingin ada kesenjangan antara dia dan anaknya, jadi dia hanya bisa menggunakan Victoria untuk membuat Myla menyerah. Victoria terpaksa berkata dengan tegas, "Tante, hubunganku dan Lucas sudah berakhir. Kali ini aku datang untuk menjenguk Tante bukan karena masih ada kemungkinan antara aku dan dia, melainkan karena aku menghormati Tante dan menganggap Tante sebagai keluargaku." Setelah mengatakan itu, Victoria tidak tinggal lebih lama lagi. Begitu dia keluar dari kamar pasien, Lucas langsung mengejarnya. Dia menekannya ke dinding. "Victoria, kenapa? Karena Julian?" "Ya." "Ada wanita lain di hati Julian! Hubunganmu dengannya cuma untuk sementara. Begitu orang itu kembali, nggak akan ada tempat untukmu." Napas Lucas menjadi berat dan matanya agak memerah. Victoria terguncang sejenak, teringat betapa dinginnya sikap Julian. Hanya ada satu orang di hatinya, makanya dia sangat dingin terhadap orang lain karena semua kelembutannya hanya untuk orang itu. Dia menahan ketidaknyamanan di dalam hatinya, lalu tersenyum sinis. "Terus memangnya kenapa?" "Dia nggak akan mungkin memberimu perasaan yang kamu inginkan, tapi aku bisa. Kalau kamu mau kembali ke sisiku, aku nggak akan mempermasalahkan hubunganmu dengannya." Lucas memohon sambil menempelkan wajahnya ke leher Victoria, menyentuh leher Victoria dengan ujung hidungnya, dan berusaha membuat Victoria luluh seperti dulu saat mereka bertengkar. Victoria mulai merasa kesal. Dia tidak ingin terus terlibat dengan Lucas, jadi dia memutuskan untuk berhenti. "Jangan bertingkah kekanak-kanakan, kita semua sudah dewasa. Nggak usah bicarain tentang perasaan. Kamu pikir aku melakukannya karena suka? Kekuasaan dan status Julian jauh lebih tinggi darimu. Kalau bersamanya, aku bisa mendapatkan lebih banyak manfaat." Lucas melepaskannya dengan marah dan mengutuk dengan kasar, "Dasar p*lacur ber*ngsek!" "Aku memang nggak pantas buat kamu yang seperti ini." Setelah mengatakan itu, Victoria merasa lemas dan berbalik untuk turun tangga. Begitu berjalan dua langkah, dia melihat Julian berdiri di tempat gelap. Dia menatap Victoria dengan dingin dan sinis seperti jarum yang menusuk langsung ke dalam hati Victoria. Julian mendengar semua yang baru saja mereka bicarakan.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.