Bab 171
"Kamu ngapain? Aku mau makan minya." Victoria menaruh mangkuk mi kembali ke depannya, mengambil sumpit, dan memakannya dengan lahap.
Julian mengerutkan keningnya dan menatapnya. "Sebenarnya kamu nggak perlu memaksakan diri."
"Siapa bilang aku memaksakan diri? Asal kamu tahu, dulu waktu aku sakit, aku nggak bisa pergi sekolah sampai bikin tante sangat khawatir. Tapi dia nggak khawatir sama kondisiku, melainkan khawatir aku ketinggalan pelajaran. Dia malu dan takut kalau hasil ujianku nanti jelek, jadi usahanya mendidikku akan sia-sia." Dia tersenyum, mengaduk-aduk mi di mangkuk dengan mata yang masih berbinar-binar. "Waktu itu dokter bilang kalau makananku harus rendah minyak dan garam. Tante langsung menyuruh pembantu untuk nggak menaruh kecap asin di makananku, bahkan nggak boleh ada sedikit garam. Aku makan bubur putih selama dua minggu penuh dan semua sayurannya direbus dengan air."
Julian mengerutkan keningnya dengan lebih dalam, lalu mengulurkan tangan untuk merebut sumpit Victori
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda