Bab 743
Mengingat hal ini saja sudah membuatku merinding, merasakan tekanan yang makin besar.
Apa yang harus disiapkan sebelum punya anak? Aku benar-benar tidak tahu sama sekali.
Melihat wajahku yang tegang, Rafael tertawa. Dia merangkulku dengan satu tangan, membawaku ke dalam pelukannya.
Embusan napas hangat menyentuh telingaku dan berbisik, "Kalau takut dipaksa punya anak, siapkan saja. Berikan kejutan untuk mereka."
Aku buru-buru mendorongnya, bahkan mundur beberapa langkah seraya berkata, "Kamu ... kamu ... Mulai hari ini kita akan tidur di kamar terpisah. Kamu nggak boleh sembarangan menyentuhku."
Rafael menatapku bingung. "Kenapa?"
Aku menjawab dengan tergagap, "Bagaimana kalau hal itu ... tiba-tiba terjadi? Aku nggak mau punya anak tanpa persiapan. Bagaimana kalau anaknya nggak sehat ... "
Belum selesai aku bicara, dia sudah menutup mulutku dengan tangannya.
Rafael menghela napas panjang. "Sayangku, bisakah kamu nggak bicara sembarangan?"
Aku langsung tersadar, buru-buru memukul mulutk

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda