Bab 687
Ketika aku bangun keesokan harinya, kepalaku terasa sangat sakit.
Ibu segera mengetuk pintu kamarku saat mendengar suara.
Aku menutup kepalaku dan bertanya, "Ibu, kenapa semalam kakak membuatku mabuk?"
Ibu menyalahkanku, "Kamu yang mau minum. Akhirnya kamu dan kakakmu minum terlalu banyak. Jika bukan karena aku dan kakak iparmu yang menghentikan, kalian bahkan ingin membuka semua minuman berharga yang ada di rumah."
Aku menghela napas dan bersandar malas pada ibu.
Ibu memiliki aroma yang wangi dan lembut, ini tidak bisa dibandingkan dengan parfum berkelas apa pun.
Ibu mengelus rambutku, tiba-tiba menghela napas dan berkata, "Kamu sudah sebesar ini masih saja membuat ibu khawatir. Vanesa, sebaiknya kamu jangan bertingkah seperti anak kecil lagi, menikahlah dengan Rafael. Maka, harapan ibu akan terwujud."
Hatiku terasa sedih setelah mendengarnya.
Harapan ibu hanya tersisa agar aku hidup bahagia.
Namun, aku ...
Aku menundukkan kepala dan tidak bersuara.
Ibu berkata lagi, "Vanesa, nggak ad

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda