Bab 675
Aku tetap saja merasa sangat gelisah, seolah-olah ada gunung berapi yang akan meledak di dalam hatiku.
Satu gerakan kecil dapat menghancurkan seluruh dunia.
Perasaan ini sangat mirip dengan kehidupan pernikahanku selama lima tahun bersama Albert.
Merasa tidak rela karena cinta, merasa curiga karena cinta.
Napasku seketika terasa berat dan air mata mulai mengalir.
Revan sepertinya juga merasakan kesedihanku.
Dia kemudian memanggilku sambil berkata, "Kenapa kamu? Kamu sedang menangis?"
Aku hanya terdiam.
Aku takut suara tangisku terdengar ketika aku berbicara.
Melihat aku tidak menjawabnya, Revan segera bertanya, "Di mana kamu sekarang?"
Aku terdiam cukup lama, lalu berkata, "Di parkiran Grup Winsley."
"Tunggu aku lima belas menit. Nggak, sepuluh menit. Aku akan menjemputmu sekarang," ujar Revan.
Setelah mengatakan itu, dia pun menutup panggilan tersebut.
Aku kemudian meletakkan ponsel dengan putus asa dan air mataku mulai menetes.
Aku menangis bukan hanya karena Rafael diam-diam bertemu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda