Bab 522
Aku diam-diam mengeluarkan surat wasiat itu dan memberikannya pada Revan.
Setelah melihatnya, Revan tertawa sinis dan berkata, "Sungguh berlebihan, dari mana saja dia selama ini?"
Ekspresi Revan terlihat begitu sinis dan meremehkan. Untuk menunjukkan ketidakpeduliannya, dia bahkan melempar salinan kertas itu ke kursi belakang.
Aku langsung berkata dengan kesal, "Kenapa kamu harus mengejeknya?"
Sambil mengemudi, Revan berkata dengan nada sinis, "Kenapa? Kamu marah? Apakah perkataanku salah? Dia menulis surat wasiat dan masuk ke gunung? Drama percintaan apa yang sedang dia mainkan?"
Aku hanya bisa diam.
Tidak lama kemudian, aku pun tertidur di dalam mobil.
Ketika Revan membangunkan aku, aku baru sadar kalau kami sudah tiba di area layanan dan langit sudah gelap.
Aku melihat jam dan ternyata sudah lewat tiga jam.
Pria ini bahkan mengemudi selama tiga jam tanpa istirahat.
"Gantilah pakaianmu, kita masih harus berkendara selama dua jam lagi agar bisa naik ke atas gunung," ujar Revan.
Di are
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda