Bab 497
Aku sontak terdiam.
Revan menghidupkan mesin mobil, lalu mengantarku pulang ke rumah.
Aku segera turun dari mobil. Bisa bahaya jika aku berlama-lama dengan pria satu itu.
Terutama setelah tahu bahwa dia memiliki niat tersembunyi. Aku makin merasa sulit memahami Revan.
Tiba-tiba, suara pria itu terdengar dari belakang. "Tunggu."
Aku menoleh dan mengernyit menatapnya. "Revan, apa pun yang kamu lakukan tetap nggak akan mempan buatkku. Aku nggak akan memilihmu."
Revan bersandar di kursi mobil. Dia menatapku dengan kesan setengah tersenyum.
Aku merasa seperti benda yang menarik perhatiannya. Perasaan tidak dihargai seperti ini menyulut kekesalanku.
Aku pun berbalik badan dan berjalan pergi.
"Sayang, kamu benar-benar nggak mau mempertimbangkan aku? Aku nggak kalah dari Rafael kok."
Revan berujar dengan kesan menggoda, tetapi kujawab saja dengan punggungnya yang berjalan pergi.
Aku naik dengan hati yang dongkol.
Aku benar-benar tidak suka dengan para pria yang tidak menghormati wanita dan mem
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda