Bab 481
Aku melotot ke arah Alken dan berkata, "Sudahlah. Rumahmu punya banyak barang berharga, belum lagi lukisan-lukisan itu. Kalau dia tiba-tiba menyeka lukisanmu dengan kain lap ... "
Alken langsung bergidik ngeri. "Ya sudah, lupakan saja. Anggap aku nggak pernah mengatakan itu," ujarnya.
Situasi ini membuat Novia seperti bara panas yang sulit disingkirkan.
Aku merasa pusing.
Novia mendekat dengan ragu-ragu dan bertanya, "Nona Vanesa, tolong izinkan aku tinggal di sini. Kalau nggak ayahku akan mencariku dan memukulku."
Sambil berbicara, dia menyingsingkan lengan bajunya, memperlihatkan luka-luka lama yang berantakan dan membuatku tak tega melihatnya.
Akhirnya Caroline berkata, "Baiklah, kamu bisa tinggal di studio. Tapi jangan sampai merusak pakaian di sana. Kalau ada satu saja yang rusak, nggak ada yang mau menampungmu lagi."
Kalimat terakhir itu hanya dimaksudkan untuk menakut-nakuti Novia.
Novia terlihat senang dan mengangguk berulang kali lalu berkata, "Baik, aku janji nggak akan merus
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda