Bab 464
Aku menggelengkan kepala sebagai tanda tidak tahu.
Rafael mengamati bunga itu dan terlihat sangat ingin membuangnya.
Aku segera menjelaskan, "Mungkin Kak Wendy yang mengirimnya. Dia mengirimiku buket lavender dua hari yang lalu. Hanya dia yang suka mengirimkan bunga berwarna cerah."
Rafael mendorong kacamatanya dan berkata, "Kelak jangan terima bunganya kalau nggak tahu siapa yang mengirimnya."
Aku mengangguk dengan patuh.
Tidak perlu bersikap keras kepala kepadanya mengenai buket bunga, lagi pula aku cukup menikmati sikap posesifnya.
Rafael terus menatapku, itu membuatku merasa sangat tidak nyaman.
Aku bergerak dan bertanya, "Kenapa kamu menatapku seperti itu?"
Rafael menoleh dan menjawab, "Nggak apa-apa."
Aku masih merasa tidak nyaman dan sangat curiga bahwa Rafael mengetahui sesuatu.
Misalnya, Alken yang memberiku bros bernilai miliaran hari ini dan hal lain sejenisnya.
Aku bertanya lagi, "Benaran nggak apa-apa? Lalu, kenapa kamu menatapku seperti itu?"
Rafael mengelus rambutku, lal
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda