Bab 462
Aku membuka kotak hadiah dengan senang hati, isinya adalah sebuah bros permata safir.
Permata itu sangat besar, seperti sepotong permen buah berwarna biru yang terampil.
Aku meletakkannya di dada dengan senang dan telah melupakan kekesalan karena urusan Novia barusan.
Caroline melirik bros dengan aneh dan bertanya, "Pak Alken, barang ini nggak murah, 'kan?"
Alken tetap bersikap santai dan menjawab, "Tentu saja nggak murah. Aku memberikannya kepada Kakak Ipar sebagai hadiah untuk menenangkan diri."
Caroline menggerutu, "Sungguh perhatian."
Aku sama sekali tidak menyadari keanehan Caroline, lalu tersenyum lebar pada Alken dan berkata, "Terima kasih. Kelak jangan memberiku hadiah lagi, hati-hati Jane cemburu."
Alken melambaikan tangan, "Dia nggak akan cemburu. Lagi pula, Kakak Ipar sudah membantuku menghasilkan banyak uang, sudah seharusnya aku memberikan sedikit barang. Oh, ya, jangan beri tahu kakakku, bilang saja itu kamu yang beli sendiri."
Aku sepenuhnya setuju.
Caroline menggerutu l
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda