Bab 446
Rafael tertawa kecil.
Tawanya sangat merdu.
Dia memelukku dan berbisik di telingaku, "Jadi, bagaimana kalau kita pulang dan lanjutkan?"
Aku makin tersipu. "Jangan menggodaku seperti ini."
Dia bertanya, "Kenapa?"
Aku menjawabnya dengan terbata-bata, "K-kalau … menggodaku, aku akan menganggapnya serius."
"Apanya yang dianggap serius?" tanya Rafael.
Aku memejamkan mataku dan mengerucutkan bibirku. "Ya, aku akan menganggapnya serius. Sudahlah, cium saja di sini. Waktu di rumah nanti, nggak boleh cium lagi."
Rafael menutup mulut kecilku dengan tangannya. "Apa maksudnya dengan nggak boleh mencium waktu di rumah? Vanesa, tolong jelaskan padaku."
Aku tersenyum dan tidak mau menjelaskan. Rafael pun langsung mengangkatku.
Tiba-tiba diangkat ke udara ini membuatku tertawa cekikikan. Kemudian, Rafael tiba-tiba melepaskan kedua tangannya, tetapi dengan sigap segera menangkapku kembali.
Permainan yang begitu kekanak-kanakan ini membuatku tertawa dan menjerit terus-menerus.
Kami berdua bermain dengan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda