Bab 442
Matanya dipenuhi rasa sedih.
Aku menatap mereka dan kesedihan di hatiku makin mendalam.
Aku menutup wajah dengan tangan dan menangis, menangisi ketidakbergunaanku, menangisi penderitaan yang harus ditanggung orang tuaku.
Kalau saja aku lebih cepat menyadari betapa egois dan tidak pedulinya Albert, apakah aku bisa lebih cepat bertemu dengan ayah dan ibu?
Apakah aku bisa lebih awal berada di sisi mereka?
Akhirnya, emosiku perlahan mulai stabil.
Kakakku berkata kepadaku, "Operasi ayah sangat berhasil. Sekarang, karena usianya yang sudah tua, dia nggak boleh banyak bergerak dan harus menghindari segala tekanan. Itu sebabnya aku merahasiakannya darinya. Nanti, setelah kondisi ayah benar-benar stabil, aku pasti akan membawamu ke Starwizz untuk menjenguknya."
Aku bertanya, "Kalau ibu? Bagaimana dengan kondisinya?"
Kakakku menghela napas dan berkata, "Kamu kan tahu sifat ibu. Merawat ayah saja sudah sangat melelahkan baginya. Kalau dia bertemu denganmu, dia mungkin akan menangis lagi. Dia kala
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda