Bab 426
Namun, karena Caroline terus berseru dengan marah, aku akhirnya mengalah. Aku berusaha untuk bangkit berdiri dan membuka pintu.
Begitu pintu kamarku dibuka, Caroline langsung bertanya, "Kenapa kamu nggak mengangkat teleponku seharian ini? Kamu ... "
Ucapannya mendadak berhenti karena dia melihat sesuatu di dalam kamar.
Lama sekali Caroline menganga dengan kaget, lalu akhirnya bertanya, "Apa semua barang ini?"
Dia berjongkok dan mengambil sebuah foto polaroid.
Foto itu adalah fotoku yang sedang memeluk sebuah tas seperti harta karun sambil memasang wajah lucu.
Sorot tatapannya yang semula kebingungan perlahan terlihat riang.
"Bukannya semua ini sudah lama hilang, Vanesa?" tanya Caroline sambil menatapku dengan kaget.
Aku mengangguk, lalu menggelengkan kepala. Air mataku kembali menetes.
Aku akhirnya memejamkan mataku. "Iya, waktu pertama kali pindah, dia bilang tukang pindah-pindah menghilangkan barang-barangku. Waktu itu ... aku nggak menemukan semua ini padahal sudah kucari selama tig
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda