Bab 398
Bu Diana pun menengadah dan menatapku dengan lembut. Dia berkata, "Ternyata malapetaka memang bisa menguak kebenaran. Kamu membuatku terkejut."
Aku sebenarnya ingin merendah, tetapi setelah kupikir-pikir lagi, lebih baik aku jujur. Aku pun menjelaskan, "Bibi, tadi itu aku benar-benar nggak berpikir jauh. Aku hanya refleks melakukannya saja."
Bu Diana mengangguk mengerti. Dia berkata, "Justru refleks yang seperti itu jarang sekali terjadi. Minggu depan, aku akan meminta kepala pelayanku menghubungimu. Aku mau memperkenalkanmu ke kalangan yang lebih tinggi."
Aku sontak tertegun.
"Vanesa, mulai sekarang hanya akan ada hari-hari baik untukmu," kata Bu Diana sambil menggenggam tanganku dengan tulus.
Keesokan harinya, Rafael mengajakku yang masih setengah melamun keluar dari hotel.
Saat mobil melaju masuk ke garasi, aku pun bertanya dengan ragu, "Apa Alken baik-baik saja?"
"Dia masuk rumah sakit, tapi nggak akan mati. Ada Jane yang menjaganya," jawab Rafael yang masih marah.
Aku pun menghela
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda