Bab 176
Yang tidak aku ketahui adalah bahwa Alken dan Wendy saling bertukar pandang sejenak, lalu keduanya tersenyum penuh arti.
"Vanesa, karena lukisannya sudah aku beli dan kamu juga mendapat uang banyak, jadi tolong traktir aku makan, ya," kata Alken sambil tersenyum ke arahku.
Aku langsung mengangguk sambil tersenyum, "Tentu, pasti akan aku traktir!"
Mungkin Alken tidak menyangka aku akan setuju secepat itu. Dia sampai terkejut sejenak.
Kemudian, dia tersenyum sambil berkata, "Baiklah. Kita akan makan sushi yang paling mahal."
Begitu mendengar kata "paling mahal", aku buru-buru bertanya, "Seberapa mahal?"
Wendy tidak tahan lagi. Dia menepukku, lalu berkata, "Adik bodoh, semahal apa pun tetap harus mentraktir! Pak Alken ini jarang-jarang mau menjadi dewa rezeki!"
Aku langsung tersadar. "Baiklah, aku akan traktir. Semahal apa pun nggak akan jadi masalah."
Alken tampak kebingungan melihat reaksiku.
Dia terkekeh canggung, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi."
Aku langsung mengikuti dengan p
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda