Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Berlalunya WaktuBerlalunya Waktu
Oleh: Webfic

Bab 5

Bryan sontak terlihat agak kaget. Selama ini, dia hanya pernah melihat pembawaanku yang lugu dan polos. Perilakuku yang patuh dan penurut. Dia juga sudah pernah melihatku yang menangis histeris. Aku pernah terlihat lugu dan berperilaku manis, pernah menangis dan juga tertawa dengan senang di hadapan Bryan. Namun, belum pernah Bryan melihat penampilanku yang setenang dan seasing ini. Dia mendorong Salsa dan berjalan ke hadapanku dengan ekspresi datar. "Valen, aku nggak akan mengulangi ucapanku lagi. Cepat minta maaf ke Salsa." Aku balas menatap Bryan dengan serius, lalu mendadak tertawa. Aku tertawa dengan kesan tegas dan juga sangat menantang, "Sudah kubilang, Bryan, aku nggak akan minta maaf. Sampai mati pun aku nggak akan minta maaf ... " Tiba-tiba, bunyi tamparan yang nyaring pun bergema di koridor yang kosong itu. Bryan sontak tertegun setelah menamparku. Salsa yang sedang memegangi pipinya itu juga membelalakkan matanya lebar-lebar dengan kaget dan tidak percaya. Sementara aku menutupi sebelah pipiku yang terasa sakit, mataku perlahan menjadi berkaca-kaca. "Valen ... " Bryan refleks mengambil satu langkah maju. Aku langsung mundur satu langkah. Bryan awalnya ingin mengangkat tangannya, tetapi kemudian dia menurunkan tangannya begitu saja dan ekspresinya berubah menjadi dingin. "Ini salahmu sendiri, Valen." "Kalau tadi kamu minta maaf, aku juga nggak akan main tangan." "Kamu tahu kalau aku nggak pernah memukul wanita," kata Bryan dengan suaranya yang rendah dan agak serak. "Selama sekian tahun kita bersama, aku juga nggak pernah melakukan kekerasan kepadamu." "Nggak seharusnya kamu memperlakukan Salsa dengan kasar hari ini. Ini bukan salahnya, aku yang suka padanya." "Valen, kamu nggak usah membuat kehebohan apa pun. Setidaknya pertahankan sedikit harga dirimu." Selama ini, Bryan adalah tipe pria yang pelit bicara. Belum pernah dia berujar sepanjang saat ini. Namun, tidak ada satu patah katanya pun yang masuk ke telingaku. Air mata menggenang di pelupuk mataku. Aku berusaha mati-matian untuk menahannya, tetapi gagal. Kelenjar air mataku terasa begitu sakit. Air mataku pun terus bergulir turun. Entah sejak kapan juga Bryan menggenggam kedua tangannya dengan erat sambil mengernyit. Salsa berjalan ke samping Bryan, lalu berujar dengan manis, "Sudah, Bryan, ayo kita pergi saja." Bryan balas menggenggam tangan Salsa, tetapi pandangannya tetap tertuju padaku. "Valen, jangan pernah mencoba cari masalah dengan Salsa lagi." "Dan jangan pernah muncul di hadapan kami lagi." "Ini peringatan terakhirku untukmu." Bryan tidak langsung mengajak Salsa pergi, dia malah menatapku dengan lekat seolah-olah sedang menunggu jawabanku. Namun, aku hanya menundukkan kepala tanpa mengatakan apa-apa. Seolah-olah aku ingin menghabiskan semua air mata yang kupunya. Sekitar 30 detik kemudian, barulah Bryan mengajak Salsa pergi. Saat pria itu berbalik badan, aku tiba-tiba bersuara. "Oke." "Aku bersumpah nggak akan pernah muncul lagi di hadapan kalian." Bryan yang bertubuh tegap pun mendadak berhenti berjalan. Namun, dia segera menarik Salsa untuk berjalan maju dan sama sekali tidak menoleh ke belakang. Salsa sendiri menoleh dan melirik ke arahku. Matanya masih tampak berkaca-kaca, tetapi bibirnya menyunggingkan seulas senyuman bangga. Aku perlahan menurunkan tanganku. Bagiku, ini adalah sesuatu yang sangat baik. Selama lima tahun menjalin hubungan dengan Bryan, rasa cinta dan benci tertanam kuat dalam hatiku. Sekarang, aku bisa menghapus semua perasaan itu hingga ke akarnya. Aku bisa pergi tanpa beban dan kenangan apa pun.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.