Bab 30
Sekarang adalah hari peringatan kematian ibuku lagi.
Aku terbang ke Kota Yumari bersama Lucas untuk melayat ke makam ibuku.
Foto ibuku tampak tersenyum menatapku seperti dulu.
Aku meletakkan bunga dan persembahan di depan makam ibuku, lalu memberi tahu semua yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Aku akhirnya baru pergi dengan enggan setelah matahari terbenam.
Di kaki gunung, aku bertemu lagi dengan Bryan.
Tubuhnya terlihat kurus kering, penampilannya benar-benar menyedihkan.
Katanya sekarang keluarga Howen sudah benar-benar menyerah atasnya.
Bagaimanapun juga, seorang anak berandalan yang tukang minum dan judi tidak mungkin memberikan manfaat apa pun bagi keluarganya.
"Valen." Bryan menatapku dengan penasaran sambil melangkah maju, tetapi entah kenapa kemudian mendadak berhenti.
"Pak Bryan, ada apa?"
Aku menatapnya dengan ekspresi datar.
Namun, harus kuakui ada sedikit rasa sedih dalam hatiku.
Aku masih ingat betapa gagah, tampan dan menawannya Bryan yang dulu.
Dia selalu menjadi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda