Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Berlalunya WaktuBerlalunya Waktu
Oleh: Webfic

Bab 2

Lima tahun lalu, aku adalah mahasiswa baru. Waktu itu, Bryan yang mengejarku mengatakan bahwa aku adalah sosok yang benar-benar membuat orang lain merasa tersentuh. Saat itu, dia begitu mencintaiku. Dia benar-benar memanjakanku. Ibarat permen kapas yang takut meleleh di dalam mulut. Aku juga adalah pasangan yang paling lama dia bicarakan. Bahkan kami sudah bertunangan sebelum aku lulus. Sayangnya ... Sekarang aku sudah berubah total dan memiliki reputasi buruk yang tersohor. Semua penduduk kota tahu. Betapa keras aku berusaha untuk bisa menjadi calon istri Bryan. Betapa banyak hal memalukan yang sudah kulakukan. Waktu itu, Bryan mengatakan bahwa dia merasa bosan dengan kepolosan dan keluguanku. Demi membuat pria itu senang, aku sampai memaksakan diri untuk berubah dan berkecimpung dalam lingkaran pergaulannya yang bobrok itu. Aku bahkan meladeni semua rasa penasaran Bryan. Bryan ingin wanita yang seksi, bergairah dan suka menggoda, serta terbuka dan berani. Aku memenuhi semua permintaan Bryan sambil menahan rasa malu. Namun, usahaku untuk menyenangkan hati Bryan berujung dengannya menghinaku. "Valen, ternyata kamu hina sekali." "Hewan betina saja nggak seterang-terangan kamu di ranjang." "Coba lihat penampilanmu sekarang. Apa sedikit pun masih ada kesan seorang gadis terhormat?" Setelah itu, Bryan meminta putus dariku. Sementara Adam mengancamku dengan adik-adikku yang masih kecil. Demi mempertahankan Bryan, aku sampai pernah mencoba bunuh diri dengan menyayat pergelangan tanganku dan menenggak obat-obatan. Sekarang, Bryan memberitahuku yang sudah berubah total ini, bahwa dia menyukai Salsa. Alasan Bryan menyukainya adalah karena gadis itu mirip sekali dengan sosokku lima tahun lalu. Rasanya aku mau tertawa, tetapi tidak bisa. "Aku benar-benar menyukainya, aku ingin memberinya status." "Dia begitu pemalu dan lugu, beda sekali denganmu. Aku harus tanggung jawab." Aku ingin sekali mengatakan sesuatu, tetapi bibirku terasa lengket. Aku akhirnya sama sekali tidak bersuara. Beberapa saat kemudian, barulah aku akhirnya berhasil memaksakan seulas senyuman. "Oke, aku mengerti." "Aku bisa membantumu bicara dengan keluarga Bolena." "Nggak usah, biar kucari cara untuk menyelesaikannya sendiri." "Terserah kamu saja." Setelah itu, Bryan bangkit berdiri dengan terhuyung dan mengeluarkan sesuatu dari dalam saku pakaiannya. Kemudian, Bryan meletakkan benda itu dengan kencang ke atas meja kopi. Kelopak mataku langsung bergetar. Itu adalah benda yang kami tukarkan saat pertunangan kami. Aku memberinya pusaka ibuku yang berupa sebuah liontin berbentuk hati yang bersatu. Bryan memberi aku sepasang gelang giok yang merupakan mahar ibunya. Gelang itu jugalah yang kupakai sekarang di tanganku. "Lepaskan gelangnya." "Pertunangan kita batal." Aku pun menengadah menatap Bryan. Sorot tatapannya yang dulu tampak hangat itu sekarang terlihat sangat dingin. Ternyata saat Bryan bilang ingin menikah, pasangannya bukanlah aku. Ternyata lima tahun kebersamaan kami tidak ada apa-apanya dibandingkan kebahagiaan dan gairah dari orang baru selama beberapa hari. Kukira aku akan merasa sedih dan terpuruk. Ternyata setetes air mata pun tidak keluar. Aku justru melepaskan sepasang gelang giok itu dan mengembalikannya kepada Bryan dengan tenang. Bryan mengangkat alisnya dengan agak terkejut. Namun, dia tetap mengambil gelang giok itu, lalu berbalik badan dan berjalan pergi tanpa keterikatan apa pun.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.