Bab 12
Tobajo?
Jika tidak salah ingat, bukankah bibinya Adelia pindah ke Tobajo?
Jarvis tiba-tiba teringat percakapan telepon pada pesta setengah bulan lalu.
Membayangkan kembali kegelisahan sekilas pada wajah Adelia saat itu, Jarvis mulai menyusun potongan teka-teki ini.
Kekhawatiran, keputusasaan, dan kesakitan yang dirasakan semalaman kini berubah menjadi kemarahan.
Jarvis meraih kartu ATM dan menggenggamnya erat, sebelum keluar dengan langkah tegas.
Asisten yang mengikutinya dari belakang bertanya dengan hati-hati, "Pak Jarvis mau ke mana?"
Wajah Jarvis tegang dan dia menjawab singkat dengan nada rendah. "Tobajo."
Asistennya segera memesan tiket penerbangan paling awal.
Dalam penerbangan selama 12 jam, Jarvis tidak bisa memejamkan mata sebentar pun.
Pikirannya kacau balau, berbagai kenangan dan perasaan silih berganti dalam benaknya.
Pada waktu Jarvis pergi ke taman bersama Adelia yang masih berusia tujuh tahun, dia merasa bahagia.
Pada waktu menjadi tuan rumah untuk pemakaman keluarga Ad
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda