Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 4

Seperti yang Nana katakan, Olivia tidak pernah lagi menghubungi Leo. Dia sepenuhnya fokus pada pekerjaannya. Setelah lembur dan negosiasi panjang, akhirnya dia menyelesaikan desain untuk klien yang sulit itu. Klien sempat mencoba menawar lagi, tetapi kali ini Olivia bersikap lebih tegas. "Desain ini nggak bisa diubah lagi kecuali kamu menambah anggaran," ujarnya. Mendengar soal biaya tambahan, klien itu menyerah. Meskipun membayar sisa pembayaran dengan enggan, dia sempat melontarkan sindiran, "Kamu bukan desainer terkenal, tapi biaya kamu ini sudah hampir setara dengan desainer papan atas." Olivia tidak marah. Dengan sabar, dia menjelaskan bahwa perhiasan kustom memang memiliki harga premium. Namun, sekeras apa pun dia mencoba menjelaskan, klien tetap merasa harganya terlalu mahal. Setelah berdebat cukup lama di studio, akhirnya klien itu pergi. Studio itu bukan milik Olivia seorang diri. Dia mendirikannya bersama seorang teman yang kini jarang datang karena sibuk mengurus anak. Dalam beberapa bulan terakhir, Olivia yang sepenuhnya mengelola tempat itu. Malam itu, dia diundang makan malam oleh Bu Diana, klien lama yang pernah bekerja sama dengannya. Olivia sebenarnya tidak suka menghadiri acara seperti ini, tetapi Bu Diana terlalu antusias sehingga dia merasa tidak enak untuk menolak. Namun, siapa sangka, Nana juga ada di sana. Begitu melihat Olivia, Nana langsung melempar senyum mengejek. "Kak, ini orang yang kamu undang?" "Iya," jawab Bu Diana sambil memperkenalkan Olivia. "Ini Bu Olivia, desainer perhiasan. Waktu pernikahanku, aku memesan satu set perhiasan darinya." "Oh, jadi itu hasil karya dia?" Nana tertawa kecil, wajahnya penuh kepura-puraan. "Aku pikir kenapa desainnya terlihat sangat familiar. Jangan-jangan, itu tiruan merek terkenal?" Olivia menahan diri agar tidak terlibat konflik. Kalau saja dia tahu Nana akan ada di sini, dia pasti tidak akan datang. Sebenarnya, ini adalah kali pertamanya mereka bertemu. Sebelumnya mereka sekali pun tidak pernah berpapasan. "Nggak mungkin, 'kan?" Bu Diana tampak ragu tetapi mulai memperhatikan Olivia dengan pandangan curiga. "Bu Olivia, kamu nggak mungkin melakukan hal seperti itu, 'kan?" Olivia mengepalkan tangannya di bawah meja. "Bu Diana, aku nggak pernah melakukan plagiarisme. Set perhiasan itu murni hasil desainku." Namun, komentar dari tamu lain mulai bermunculan. "Pantas rasanya seperti pernah lihat. Kalau diperhatikan lagi, desainnya memang mirip sekali." "Sekarang banyak desainer abal-abal yang mengaku profesional. Bu Diana, kenapa nggak memesan dari desainer besar saja? Mereka lebih terpercaya." Pandangan mencemooh mengarah ke Olivia. Mereka percaya pada Nana dan tidak memberi ruang untuk Olivia membela diri. Olivia tahu ini adalah jebakan Nana. Tanpa emosi, dia menjawab, "Jika kamu yakin ada plagiarisme, silakan bawa bukti atau lakukan pemeriksaan profesional." Merasa tidak ada gunanya tetap berada di situ, dia berdiri. "Bu Diana, aku minta maaf jika ini membuat kamu merasa nggak nyaman. Kalau kamu benar-benar meragukan aku, silakan tempuh jalur hukum. Aku nggak takut, selama aku benar." Setelah itu, Olivia berbalik dan pergi. Dia belum sempat keluar dari restoran ketika Nana mengejarnya dan memblokir jalannya di lorong. "Kamu pikir bisa pergi begitu saja?" kata Nana dengan nada penuh superioritas. Olivia menatapnya dingin. "Apa maumu?" "Kenapa sikapmu seperti itu?" "Ada apa dengan sikapku?" "Kamu bahkan nggak meminta maaf pada Kak Diana?" Olivia menyapu pandangannya ke Nana. Wanita itu tampak sempurna. Rambut yang rapi, riasan tanpa cela, pakaian mahal yang menunjukkan statusnya. Jika hanya melihat penampilan luar, Nana memang wanita yang menarik perhatian. Namun, Olivia tersenyum tipis, tatapannya tajam. "Kamu cemburu padaku?" Nana tertawa sinis. "Cemburu? Pada apa?"

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.