Bab 92
Cakra melihat ponselnya sejenak, lalu berdiri. "Perbaikan jalur listrik. Mungkin listrik nggak akan menyala dalam waktu dekat. Kamu istirahat saja dulu, biar aku antar pulang."
Nindi meraba-raba sebelum turun dari sofa saat terulur sepasang tangan panjang nan indah di sampingnya.
Dia melirik sebentar.
Suara Cakra yang dalam terdengar dari atas kepalanya. "Pegang tongkat ini, ada baiknya kamu tahan dengan baik!" titah pria itu.
Nindi terbatuk kecil sebelum membalas, "Nggak usah."
Begitu kakinya menyentuh lantai, dia langsung menendang sudut meja. Rasa sakit membuat wajahnya sontak berkerut.
"Duduk dulu, biar aku lihat."
Cakra berjongkok penuh keengganan di depannya, lalu ponselnya dipakai untuk menyenteri kakinya.
Nindi terpaku menatap pria di hadapannya. Wajah samping Cakra bisa terlihat di tengah redup, berselimutkan cahaya hangat.
Fitur wajah pria ini begitu tampan, membuatnya sangat memukau.
Bahkan, dia terlihat lebih tampan dari sudut pandang ini.
Nindi tidak bisa menahan diri untu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda