Bab 552
"Karena Bu Riska sudah datang, saya harus menyapanya. Silakan kalian lanjutkan makan," ucapnya.
Tanpa menunggu Darren menyelesaikan kalimatnya, Nyonya Martha berdiri dan meninggalkan tempat itu bersama Sofia.
Di dalam ruang VIP, kini menyisakan dua orang itu.
Darren menatap Nindi dengan ekspresi keheranan. "Aku nggak nyangka kamu sama Zovan sedeket itu, sampai Bu Riska suruh Sofia buat membantu."
Kini, Darren menyadari bahwa selama ini ia terlalu menganggap remeh adik perempuannya.
Nindi dengan santai berkata, "Kalau nggak ada urusan lagi, aku pergi dulu."
Ia enggan menjelaskan lebih banyak lagi.
"Nindi, tunggu dulu! Aku belum selesai bicara!" ucap Darren.
Darren tampak sedikit cemas, tetapi setelah mengingat hubungan Nindi dengan orang-orang di sekitarnya, nada bicaranya menjadi lebih lembut. "Nindi, kita ini keluarga, 'kan? Masalah ini juga nggak berimbas ke keluarga Lesmana, terus kenapa kamu masih menindas Sania?"
Sorot mata Nindi berubah tajam. "Aku sudah ngomong jelas banget syar

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda