Bab 194
Namun, Nindi tidak bisa mengingat apa yang terjadi pada hari kecelakaan itu.
Dia hanya merasa seperti hatinya teriris pisau, tidak bisa bernapas.
Darren marah dan melepas jaketnya. "Nindi, kamu selalu merasa kami pilih kasih kepada Sania, tapi kami sejak awal mengadopsi dia demi kamu. Demi membalas budi untukmu. Kamu nggak cuma membunuh Ayah dan Ibu, tapi juga membunuh ayah Sania. Kamu ingin pergi? Aku kabulkan keinginanmu!"
Darren langsung berbalik dan masuk ke lift.
"Kak Darren, jangan pergi!"
Nando merasa cemas sekaligus marah, lalu menoleh kepada adiknya. "Kak Darren bilang begitu karena sedang marah. Jangan dianggap serius."
Nindi hampir tidak kuasa berdiri.
Cakra maju dan memegangi bahu Nindi, dengan tatapan penuh rasa khawatir. "Kamu nggak apa-apa?"
Nindi menggeleng, bertanya dengan suara serak kepada Nando, "Aku nggak ingat apa-apa tentang kecelakaan itu sampai sekarang. Apa benar aku yang membunuh Ibu dan Ayah?"
"Nggak, kamu nggak bersalah sama sekali. Kecelakaan itu murni kec
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda