Bab 148
Melihat kejadian ini, Cakra hanya bisa tersenyum masam. Dia sudah tahu seharusnya tidak membiarkannya minum alkohol, bahkan koktail sekalipun.
Dari sebelah ruang VIP, Yanuar melihat Nindi yang sedang menari. Dia seketika bersiul, "Tarian yang indah."
Setelah melihat itu, Sania merasa sedikit kesal. Ternyata, rubah penggoda di luar sana memang selalu berhasil menarik perhatian pria.
Dia sebenarnya selalu menggantung perasaan Yanuar dan tidak pernah berpikir untuk menerima cintanya.
Namun, hari ini, setelah menerima telepon yang diduga dari ayahnya, dia seketika merasa sangat panik. Kalau kehilangan Keluarga Lesmana sebagai sandaran, dia harus segera mencari pacar anak orang kaya untuk dinikahi.
Hari ini Yanuar mengungkapkan perasaannya di bar, Sania pun dengan terpaksa menerimanya.
Sania menggeretakkan gigi, "Yanuar, ayo kita turun dan menari juga."
"Ayo!"
Yanuar menatap gadis yang sedang menari di tengah lantai dansa, tetapi karena ada Sania di sampingnya, dia tidak berani terlalu tera
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda