Bab 144
Nindi bahkan tidak berani menatap Cakra.
Karena dia khawatir, dengan menatapnya sekilas saja, semuanya akan terbongkar.
Zovan berkata, "Lemon, kalau kamu menginginkan sesuatu, katakan saja. Kakak akan memenuhinya!"
Nindi berkata tanpa berpikir, "Aku mau pergi ke bar."
"Nggak masalah."
"Nggak boleh."
Nindi seketika menoleh ke arah Cakra. Matanya yang indah bagaikan buah aprikot pun memancar penuh harap.
Keduanya saling memandang sejenak, Cakra langsung menyerah, "Kenapa, sih, kamu mau pergi ke bar?"
Nindi menjawab dengan penuh harapan, "Karena aku belum pernah pergi, jadi kepingin aja."
Sebenarnya dia memang belum pernah pergi ke bar di kehidupannya kali ini.
Dalam kehidupan sebelumnya, dia pernah pergi ke sebuah bar sekali. Hanya saja, kejadian itu meninggalkan trauma psikologis baginya. Jadi di kehidupan kali ini, dia ingin pergi sekali lagi untuk mengusir semua bayangannya.
Zovan langsung menepuk dada Cakra, "Ihh, kenapa, sih, nggak mengizinkan dia pergi? Kamu ini otoriter banget! Or
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda