Bab 133
Leo secara naluriah berpikir seperti itu karena di Keluarga Lesmana, semua orang bergantung pada kakak sulung mereka.
Tidak ada yang berani membantah perkataan Darren Lesmana.
Termasuk Nindi.
Dia ingat bahwa Nindi paling takut pada Kak Darren. Nindi pasti tidak akan berani melawan kata-katanya.
Nando merasa marah hingga perutnya sakit. "Aku harus bilang apa lagi padamu? Kalau kamu terus seperti ini, kamu cuma akan membuat Nindi semakin menjauh!"
Nindi saat ini bukan hanya sedang ngambek!
"Lalu aku harus bagaimana? Sekarang aku belum menemukan Penembak yang cocok, kalau dia nggak datang, kami pasti kalah besok!"
Leo tidak mau kalah dalam pertandingan!
Saat ini dia baru sadar bahwa dia benar-benar telah kehilangan Nindi.
"Itu bukan berarti kamu bisa memaksanya! Apa pertandingan lebih penting daripada adikmu? Kalau kamu seperti ini terus, kamu akan kehilangan dia. Pikirkan baik-baik."
Akhirnya, Leo menundukkan kepalanya dengan enggan. "Kenapa Nindi nggak bisa memahamiku sekali saja? Dia t
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda