Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 129

Setelah Nindi berkata begitu, ekspresi orang-orang yang berada di ruangan itu berubah rumit. Nindi mengangkat kepalanya dan menatap Cakra dengan berani. Cakra mengatupkan bibirnya yang tipis, tangan yang tergantung di sampingnya perlahan-lahan mengepal, tetapi tampak sedikit ragu. Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah takut pada apa pun. Namun, kini, dia tidak dapat menebak apa yang dipikirkan oleh Nindi. Nando lebih terkejut. "Nindi, apa maksud ucapanmu? Apa maksudnya nggak perlu?" Menurutnya, itu sangat perlu! Agar Nindi tidak terlibat dengan pria ini! Jika pria itu berniat jahat demi uang, Nando tahu bagaimana cara menghadapinya. Nindi kemudian menjawab dengan tenang, "Kak Nando, jangan sembarangan memperkenalkan orang lain. Kamu dulu bukan orang yang suka ikut campur urusan orang. Pak Cakra begitu luar biasa, nggak perlu kamu kenalkan." Nando hanya bisa mengangguk. "Oke, kamu yang memutuskan dan aku akan mendengarkanmu. Aku hanya peduli karena Pak Cakra adalah temanmu, nggak ada mak

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.