Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 21

Ketika Jesika memasuki ruang perawatan, dia langsung menarik Sigit ke sisinya. Mendapat pembelaan di depan Ratna seperti ini, wajah Sigit memerah karena malu. Dia menatap Jesika dan bertanya dengan suara pelan. "Bukankah aku sudah menyuruhmu menunggu di luar? Kenapa kamu masuk?" Melihat pipi Sigit yang memerah, Jesika merasa tergoda, dan tanpa sadar mencium bibirnya. Sebelum Sigit sempat mencubit pinggangnya, Jesika sudah menggenggam pergelangan tangannya dan berdehem pelan. "Aku lihat kamu nggak keluar-keluar, jadi aku masuk untuk melihat. Nggak disangka, begitu masuk, aku melihat ada yang sedang melakukan pemaksaan moral." Ucapan terakhir Jesika yang tanpa menyebut nama membuat Ratna merasa malu. Namun, yang lebih mengejutkan adalah hubungan mereka. Apakah Sigit dan wanita ini berpacaran? Pikiran ini membuat Ratna semakin merasa kecewa terhadap putrinya. Dulu Susan tidak menghargai Sigit hingga membuatnya pergi. Sekarang, setelah Sigit kembali, dia malah terus memikirkannya dan meng

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.