Bab 88
Telepon ditutup sebelum Kaira sempat menyelesaikan kata-katanya.
Bahkan tidak memberinya kesempatan untuk berbicara.
Hal ini membuatnya merasa perasaan telepon ditutup oleh seseorang.
Kaira tidak patah semangat untuk terus menelepon Mike, tapi entah berapa kali menelepon, tidak ada gunanya sama sekali, Mike tidak pernah menjawab telepon lagi.
Lydia keluar dari kamar mandi setelah mandi, menyeka kepalanya dengan handuk.
"Aku sudah selesai, kamu bisa mandi sekarang."
Namun, Lydia mendapati Kaira dalam kondisi melamun, seolah-olah ada yang merasukinya.
Lydia duduk di sampingnya sambil mengangkat tangannya untuk mengusap kepalanya.
"Ada apa denganmu?"
"Bagaimana kalau ada seseorang yang mulai acuh tak acuh padaku?"
"Minta maaf."
"Minta maaf nggak ada gunanya."
"Ajak dia makan bersama."
"Aku ditolak ...." Kaira cemberut, hatinya merasa sangat sedih.
Lydia hanya bisa menepuk punggungnya untuk menghiburnya.
"Kedengarannya orang itu sangat besar, sengaja membuat keributan. Cobalah untuk lebih

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda