Bab 87
"Berkompromi soal rumah akan mengharuskan aku berkompromi pada lebih banyak hal, aku nggak akan berkompromi soal itu."
Suara Santino terdengar ringan, tapi setiap kata yang diucapkannya terdengar begitu tegas serta keras kepala.
Itu adalah sifat keras kepala yang tidak bisa diubah.
Lydia menghela napas. Dari ekspresinya, Santino tidak akan berkompromi sama sekali, jadi lebih baik menyerah saja.
"Kamu keras kepala sekali."
Kaira berkomentar, "Seperti banteng."
"Benar."
Santino menggantungkan ponselnya di dudukan sambil mengingatkannya, "Kamu masih berada di wilayah orang lain, kamu malah berani berbuat seenaknya?"
Mereka berdua langsung menutup mulut mereka.
Alasan utamanya adalah karena mereka terlalu sering memuji Santino di rumah, menyebabkan mereka lupa bahwa ini adalah wilayah milik Santino.
Lydia masih belum menyerah lalu mencoba mengujinya, "Apa ada hal lain yang bisa kita diskusikan tentang Nenek Kaira?"
"Diam."
"..."
Lydia meliriknya dengan kesal. "Sekarang dia jadi galak sekal

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda