Bab 12
Kaira baru saja duduk selama beberapa menit, tiba-tiba terdapat seorang pelayan yang memasuki ruang istirahat dengan raut wajah yang buruk dan cemas.
"Di mana Kaira? Apakah ada Kaira di sini!"
Kaira yang sedang duduk di sudut mengangkat tangannya dengan khawatir.
Apakah dia ketahuan sedang bermalas-malasan?
Dia baru saja duduk selama beberapa menit, bahkan sapi pun juga harus istirahat setelah bekerja.
"Kak Melly sedang mencarimu! Cepat ikuti aku pergi ke ruang pribadi nomor 1!"
"Ruang pribadi nomor 1?"
Kaira sama sekali tidak menyangka jika dia akan kembali berhubungan dengan ruang pribadi ini, jelas-jelas dia sudah berusaha untuk menghindarinya.
Orang itu tidak menjelaskan terlalu banyak, dia segera meraih tangan Kaira dan menariknya keluar.
"Cepat pergi ke sana, situasinya sangat buruk saat ini. Kak Melly benar-benar marah besar!"
Kaira kebingungan pada saat ini.
Apakah masalah ini berhubungan dengannya? Dia bahkan tidak pergi ke ruangan itu hari ini.
Kaira ditarik untuk berlari dengan cepat, tapi tidak lupa untuk mengenakan masker yang telah dilepas olehnya.
Setelah mereka tiba di depan ruang pribadi nomor 1, Kaira sudah langsung didorong masuk ke dalam oleh pelayan itu sebelum sempat menyiapkan dirinya.
Kaira, "?"
Dia bahkan sama sekali tidak diberi waktu untuk bersiap-siap?
Suasana di dalam ruang pribadi terasa sangat serius dan menakutkan.
Kaira masih belum memahami apa yang sedang terjadi pada saat ini dan sudah ditarik ke bagian tengah ruangan oleh Kak Melly.
"Kaira, jelaskan pada Pak Devin dan Tuan Mike. Jelas-jelas aku sudah minta yang lain untuk panggil kamu datang, kenapa malah Agnes yang datang ke sini?"
Kaira baru melihat Agnes yang sedang duduk di lantai, masker di wajahnya sudah dilepaskan dan terdapat jejak tamparan di wajahnya.
Kaira kebingungan pada saat ini, apalagi setelah mendengar ucapan supervisornya.
"Aku sama sekali nggak tahu ...."
Begitu Kaira selesai bicara, Agnes yang sedang duduk di lantai segera berkata.
"Jelas-jelas kami sudah kasih tahu kamu, tapi kamu yang nggak mau datang dan memintaku untuk membantumu. Nggak disangka kamu bilang nggak tahu sekarang, kamu benar-benar sudah mencelakaiku!"
"Apa yang kamu katakan?"
"Kalau kamu nggak memohon padaku, bagaimana mungkin aku berani datang ke sini?" Agnes menatap Devin dan Mike, lalu berkata, "Dialah yang memohon padaku untuk datang ke sini, Kaira bilang kami semua mengenakan masker dan nggak akan bisa dikenali oleh kalian. Aku nggak berpikir sejauh itu dan langsung menyetujuinya. Sekarang aku benar-benar sangat menyesal, aku nggak seharusnya menyetujui permohonannya!"
Agnes berusaha untuk melibatkan Kaira dalam hal ini.
Tentu saja konsekuensinya sangat serius jika masalah ini terungkap, jadi cara yang paling baik adalah menyalahkan Kaira agar Agnes bisa melindungi dirinya sendiri.
"Hal ini sama sekali nggak terjadi. Nggak ada orang yang kasih tahu aku dan aku juga nggak bilang seperti itu padamu."
"Orang-orang di ruang istirahat bisa bersaksi untukku!"
Agnes berkata dengan tegas, seolah-olah apa yang dia katakan benar.
Biasanya Agnes memiliki hubungan yang baik dengan pelayan yang lain, jadi Agnes yakin mereka pasti akan membantunya kali ini.
Waktu yang dimiliki orang-orang seperti Devin dan Mike tentu saja sangat berharga, bagaimana mungkin mereka akan menghabiskan waktu mereka untuk mencari tahu kebenarannya? Mereka pasti akan lebih memercayai orang yang lebih banyak dibela.
Riwayat Kaira pasti akan tamat!
Kaira segera membela dirinya.
"Aku sama sekali nggak bertemu dengannya dan bilang seperti itu padanya hari ini. Kalian bisa lihat kamera pengawas kalau nggak percaya!"
"Lihat kamera pengawas? Apakah kamu kira Pak Devin dan Tuan Mike punya banyak waktu luang? Apakah kamu kira mereka rela menghabiskan waktu mereka demimu? Orang yang lain bisa membuktikan ucapanku, untuk apa repot-repot seperti ini?"
"Kamu nggak mau lihat karena kamu sedang berbohong, 'kan?"
"Aku nggak berbohong, apa yang kukatakan itu benar. Ada banyak orang yang bisa membuktikan ucapanku, siapa yang bisa membuktikan ucapanmu?"
Saat melihat raut wajah Devin semakin lama semakin memburuk karena kesabarannya sudah menipis, Kak Melly segera berteriak.
"Tutup mulut kalian!"
Setelah menghentikan pertengkaran mereka berdua, Kak Melly segera membungkuk dengan hormat pada Devin dan Mike, lalu meminta maaf dengan tulus, "Aku benar-benar minta maaf atas kejadian hari ini, semua minuman kalian gratis hari ini."
Devin berkata, "Kalian mempermainkan kami dan ingin menyelesaikan masalah dengan cara ini? Apakah kami orang yang kekurangan uang?"
Meskipun mereka menghabiskan ratusan juta sampai miliaran dalam sehari, ini semua adalah hal kecil bagi mereka.
Supervisor berkata, "Aku mengerti, memberi minuman gratis adalah salah satu cara untuk menunjukkan ketulusan kami. Aku akan segera memecat Kaira dan memastikan hal ini nggak akan pernah terjadi lagi di masa depan."
Bagi supervisor, Agnes adalah orang yang pintar dan memiliki kinerja kerja yang baik, dia sudah bisa dianggap sebagai karyawan lama di tempat ini. Sedangkan Kaira sama sekali tidak memiliki kecerdasan emosional dan hanya seorang pelayan biasa yang mengantar arak. Tidak peduli siapa pun yang benar atau salah, orang-orang pasti akan memilih untuk mempertahankan Agnes dan mengorbankan Kaira.
"Pecat wanita itu?"
Devin tidak bisa menahan diri untuk melirik Mike setelah mendengar ucapan ini.
Dia tidak peduli dengan siapa yang akan dipecat, karena dia hanya butuh penjelasan.
Hanya saja, Mike sengaja datang ke sini demi wanita itu yang membuat Devin penasaran dengan sikapnya.
"Kak Mike, bagaimana menurutmu?"
Mike melirik Kaira dengan datar, tanpa terdapat emosi apa pun.
"Apakah kamu akan datang kalau diberitahu?"
Kaira menggigit bibirnya.
Sebenarnya Kaira tidak ingin datang, tapi sekarang dia harus melindungi dirinya sendiri. Tidak peduli apakah itu kebohongan atau kebenaran, apa yang dia katakan adalah kebenaran.
"Tentu saja aku akan datang."
"Baik," jawab Mike sambil mengangguk. "Aku percaya kamu mengatakan yang sebenarnya."
Devin, "?"
Semudah ini?
Devin berkata, "Kak Mike, aku nggak nyangka kalau kamu adalah orang yang begitu mudah diajak bicara."
Mike hanya sedikit mengangkat dagunya.
"Selesaikan hal ini."
Devin segera mematuhi perintah Mike, akhirnya Devin bisa menunjukkan keahliannya. Dia menatap supervisor dengan ekspresi sombong dan berkata, "Apakah kamu nggak dengar? Cepat selesaikan hal ini, Ka .... Siapa namanya?"
Mike berkata, "Kaira."
"Benar, Kaira sama sekali nggak berbohong. Sebaliknya wanita yang lain menipu dan mempermainkan kami seperti orang bodoh. Kamu seharusnya tahu bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah ini!"
Dengan kata lain, Devin dan Mike berada di pihak Kaira, bagaimana mungkin supervisor berani menyentuh Kaira? Jadi dia hanya bisa memecat Agnes.
"Cepat keluar dari sini, kamu nggak perlu bekerja lagi sini."
Agnes sama sekali tidak menyangka jika dia akan kehilangan pekerjaannya, pekerjaan ini sangat penting baginya. Biaya sewa tempat tinggal, makanan, pakaian dan biaya kartu kredit semuanya tergantung pada gajinya. Jika Agnes kehilangan pekerjaan, dia akan mengalami krisis keuangan. Ini semua tidak penting, hal yang terpenting adalah pacarnya ... pasti akan meninggalkannya!
Agnes segera berlutut di lantai, lalu terus memohon.
"Aku sama sekali nggak berbohong, Kaira-lah yang berbohong. Kak Melly, jangan percaya dengan ucapan Kaira, jangan pecat aku juga. Aku benar-benar membutuhkan pekerjaan ini."
"Plak!"
Supervisor langsung menampar wajah Agnes dengan keras yang segera meninggalkan bekas tamparan. Jika dibandingkan dengan bekas tamparan sebelumnya, sepertinya sebelum ini Agnes juga ditampar oleh supervisor.
"Tutup mulutmu! Kalau kamu berani bicara lagi, jangankan kehilangan pekerjaan. Kamu bahkan nggak akan dapat bonus bulan ini!"
Supervisor menatap ke bagian luar pintu ruang pribadi.
"Kenapa kalian masih diam saja? Cepat seret dia keluar agar nggak memengaruhi suasana hati tamu!"
Petugas keamanan di Klub Sarna segera menyeret Agnes keluar.
Supervisor juga pergi setelah membungkuk dengan hormat.
Suasana di dalam ruang pribadi akhirnya menjadi lebih tenang, Kaira sedang berdiri di bagian tengah ruangan dengan kebingungan pada saat ini.
Mike berkata, "Duduklah di sampingku."