Bab 10 Marah
"Diam!"
Teriakan Gerry membuatku terdiam.
Setelah sekian lama kami kenal, meskipun aku menyiksanya, dia tidak pernah membentakku.
Setelah Gerry jadi orang kaya, sikapnya berubah. Pria itu tidak lagi takut kepadaku maupun membujukku.
Benar juga. Sekarang aku hanya dianggap sebagai mainan. Dia tidak mungkin membujuk wanita yang hanya dianggap sebagai mainan.
Hatiku terasa nyeri lagi.
Aku menunduk sambil menggigit bibir, tidak mengatakan apa-apa lagi.
Gerry menatapku agak lama. Selanjutnya, pria itu menciumku sambil membuka bajuku.
Setelah beberapa hari tidak bertemu, gerakan pria itu cepat dan penuh gairah, seperti ingin membalas dendam.
Sebenarnya, sekarang aku menyesal karena dulu aku memperlakukan dia dengan buruk.
Andai dulu aku memperlakukan dia dengan baik, apakah dia bakal jatuh cinta padaku?
Kami bercinta sampai tengah malam. Dalam kondisi setengah tidur, Gerry tiba-tiba membisikkan sesuatu di dekat telingaku dengan nada marah, "Kamu pikir bisa membantu Gevin mencuri dokumen raha

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda