Bab 68
Tidak lama kemudian, Mario berjalan ke arahku dan berkata dengan santai sambil menatap mataku, "Ayo naik."
Eh?
Dia tidak menjelaskan mengapa dia harus menginap di kamar yang begitu dekat denganku?
Aku awalnya ingin bertanya, tetapi sekarang aku merasa akan terlihat aneh jika mempertanyakan hal tersebut.
"Pak Mario, kenapa harus pilih kamar yang begitu dekat kami?" tanya Darcy. Kali ini aku merasa ada untungnya Darcy memiliki mulut yang tidak mengenal rem itu. Dia telah menggantikanku bertanya.
Mario berjalan ke area lift dan menekan tombol lift. Pada saat ini, nomor di kartu kamarnya terlihat olehku. Nomor 308. Kamar itu di sebelah kamarku.
"Biar gampang," jawab Mario dengan singkat.
Gampang untuk apa?
Jawaban ambigu seperti itu membuat orang mudah berkhayal.
Darcy juga tidak mengerti apa maksud Mario. Setelah diam-diam melirikku, dia melihat ke Mario lagi dan bertanya, "Apanya yang gampang, Pak Mario?"
Aku benar-benar ingin menghantam kepala Darcy. Apakah dia anak kecil yang penuh den
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda