Bab 598
Sorot mata Mario tiba-tiba menggelap, lalu dia menoleh ke arah Hera.
Hera hanya mengangkat alisnya, seolah-olah ingin menantang pria itu.
Dia bersikap sangat santai di depan Mario, sama sekali tidak terlihat takut padanya.
"Katakan saja padanya, berhenti menyiksa orang," ujar Hera.
Mario menatapku lagi dan berkata, "Kalau mau pergi, berkemaslah ... "
"Mario," potongku. "Kenapa kamu nggak langsung jawab?"
"Aku minggir dulu, kalian bisa ngobrol," ucap Hera sebelum pergi menjauh.
Mario berdiri menatapku. "Menurutmu apa alasanku?"
Dia malah bertanya balik padaku.
Aku naik darah. Tadi Hera menjawab dengan ambigu, sekarang Mario juga berbelit-belit.
Dari sikapnya, dia jelas tidak ingin bicara.
"Mario, nggak apa-apa kalau kamu nggak mau bicara. Alasan apa pun yang kamu punya, itu sudah nggak ada hubungannya denganku. Kalaupun aku tahu, itu juga nggak akan mengubah apa pun," ujarku dengan marah.
Aku sudah terlalu baik padanya.
Apa dia pikir aku masih ingin memperbaiki hubungan kami?
Aku hanya
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda